Share

Bab 24. Surat Cinta

Seperti lagu yang sering diputar ibu, penyanyi Vina Panduwinata itu mewakili apa yang aku rasakan. Hatiku berlomba menyanyikan lagu cinta. Dengan alasan yang masuk akal, aku menyelinap ke jajaran rak-rak buku.

“Tidak lama kan, Yak?”

“Tidak, Mbak. Cuma memastikan hitungan buku yang selisih,” ucapku tadi sambil beranjak.

Aku mengambil buku Bioteknologi Pertanian. Buku tebal ini aku jadikan cover lembar kertas yang aku keluarkan dari amplop biru.

Sesaat aku menghela napas, meredam jantung yang tak mau kalah dengan hati. Senyumku mengembang melihat tulisan yang terlalu indah untuk ukuran laki-laki. Tinta hitam ini seperti menari membentuk tulisan latin yang indah.

Kata demi kata merajut dan perlahan melemparkan aku ke dunia lain. Tidak ada tumpukan buku atau rak-rak yang menjuang. Sepanjang mata memandang hanya ada taman bunga dengan kupu-kupu berterbangan. Bibirku tersenyum membaca keromantisan ala Alexander Dominic.

~~

Nayaka Raya,

Saat mata ini membaca namamu, seketika itu juga otakk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status