Share

32. Melupakan Tuan Besar

"Ay, apa tidak sebaiknya—“

Ucapan Larissa menggantung saat Ayana menggebrak meja makan. Saking kerasnya, ibunya itu sampai membulatkan mata. Kedua adiknya yang sedang menikmati sarapan pagi bahkan berhenti menyendokkan makanan karena terkejut.

Ayana memandang kesal pada Larissa, sudah berapa kali ia memberitahukan pada sang ibu untuk berhenti membahas mantan suaminya itu. Ia jengah, sudah seminggu Larissa terus membujuknya untuk berbaikan saja dengan Daniel.

Mata Ayana memerah, napasnya tersengal-sengal. Ia benar-benar benci jika ada orang yang membahas Daniel. Seolah-olah ia adalah pihak bersalah karena telah bercerai dengan lelaki itu. Haruskah Ayana membeberkan semua perlakuan buruk mantan suaminya itu pada sang ibu?

Ayana sudah selesai dengan Daniel, ia tidak perlu lagi mengingat lelaki itu. Biarkan ia hidup tenang dan memulai kehidupannya yang baru tanpa Daniel. Untuk apa juga ia terus terjebak dengan ingatan tentang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status