Share

Menangislah

Galih sudah sampai di rumah, akan tetapi hanya kehampaan. Tidak ada Tias yang selalu tersenyum menyambut kedatangannya. Lagi-lagi, bayangan kejahatan yang dia lakukan kepada Tias terbayang. Dia selalu menanggapi sinis,ketika senyum manis Tias mengembang saat menyambutnya.

Galih mengendurkan dasi yang di kenakannya. Dia terkulai lemas di sofa, melepas kancing lengannya satu persatu, kemudian menggulung lengannya. Dia luruh, kemudian berbaring di sofa itu. Hujan mulai mengguyur di luar sana. Petir menggelegar seolah membelah langit yang  menangis mengeluarkan air matanya.    

Sementara itu, Lita mengajak Tias ke danau buatan yang ada di kota kecil itu. Mata Tias sudah penuh dengan air bening menggenang di pelupuk netranya.

“Aku tidak menyangka, Lit. Aku sungguh tidak menyangka jika mas Galih melakukan ini padaku,” keluh Tias.

“Menangislah, Yas. Aku sahabatmu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status