Share

Pelukan Rindu Dari Ilham

Mamanya hanya tersenyum untuk membesarkan hati lelaki kecil iitu. Mereka makan bersama pagi itu. Seandainya, di sampingnya tidak kosong, hati Tias akan terisi dengan kebahagiaan. Wanita itu menoleh ke arah kursi kosong yang ada di sampingnya.  Kursi itu memang di peruntukkan untuk suaminya, sehingga saat liburan kemari, posisi Galih selalu berada di sana. Tapi, sekarang kursi itu kosong.

“Kenapa, Yas?” Cecar Rangga sang kakak melihat adiknya melamun dan tidak jua menyuapkan makanannya.

“Ah, Tidak,” gagap Tias. Mereka menyelesaikan makan pagi, dengan nasi goreng yang sudah tandas di piring masing-masing. Kecuali Rafi, yang akhirnya di suapi oleh sang mama.

“Kamu bareng aku, nanti tak anter sampai di terminal,” tawar Galih.

Tias mengangguk. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Tias masuk ke dalam mobil-nya Rangga. Tias mengenakan maskernya, untuk menjag

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status