Share

Saya Suka Mas Galih

Anak muda, jadi kapan keluargamu akan berkunjung kemari? Saya tidak percaya dengan pemuda seperti kamu. Bawa keluargamu ke mari, kamu boleh memiliki anakku.”

Darah Galih bagai membeku. Dia kaku mendengar pernyataan ayahnya Tias tersebut.

“Anak muda, masih haram hukumnya untuk kamu memandang anakku seperti itu. Tundukkan pandanganmu,” tegas pak Yoga.

Tias gelagapan, demikian juga dengan Galih. Rasanya, bagai mendapat bogem mentah menimpa dadanya, sesak dan penuh malu. Mengapa dia tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak memandang kekasihnya itu. Rasanya, bibir ranum itu sudah menjadi miliknya. Galih berusaha menepis pikiran joroknya, ketika kembali tergagap dengan suara bariton yang kharismatik milik calon mertuanya menyambangi telinganya.

“Anak muda, jadi kapan keluargamu akan berkunjung kemari? Saya tidak percaya dengan pemuda seperti kamu. Bawa keluargamu ke mari, kamu boleh memiliki anakku.”

&nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status