Share

Tidak Ada Lagi

Mata Tias mulai memanas. Tapi, dia harus kuat. Jangan meneteskan air mata di depan orang tak tahu diri itu. Lelaki yang selama ini di pujanya, hanya menjadi seseorang yang menghancurkan mentalnya pelan-pelan. Lelaki itu selalu melakukan hal itu, sampai Tias merasa muak jika ada dia di rumah.

“Tidak ada lagi yang kita bicarakan. Kamu hanya menghina dan mencaciku saja. Aku permisi!” Tias mengepalkan tangannya, kemudian akan beranjak. Dia sudah berdiri.

Bersamaan dengan itu, Galih yang memang tujuan pulang ingin menyalurkan hasratnya, menjadi kalap pada penolakan Tias. Dia menghampiri Tias dan mencekal lengannya. Tias menajamkan matanya. Sorotnya terlihat tidak terima pada perlakuan lelaki bertubuh tinggi itu, dan berkulit putih.

“Lepaskan aku, Mas. Jangan paksa aku untuk membela diri!” Tias masih diam dan berupaya agar lelaki itu melepaskan cekalannya dengan suka rela. Tapi, ternyata dia salah. Lelaki itu semakin mengeratkan pegangan tangan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status