Share

175. Kejujuran

Bunyi melengking panjang terdengar seiring layar monitor yang tak lagi membentuk grafik naik turun. Hanya sebuah garis mendatar terlihat di sana.

"Lilis …." Bik Asih menjerit. Ia mengelus pipi tirusnya lalu mengguncangkan tubuh Lilis Septiani. 

"Lilis!" Wulan menutup mulutnya tak percaya pada apa yang terjadi. 

Ruang rawat Lilis Septiani hening. 

"Kami sudah berusaha sebaik mungkin, mohon maaf." Lelaki berjas putih itu menelangkupkan tangan di dada. Meminta maaf, sebuah tindakan terbaik untuk menunjukkan rasa empati pada keluarga pasien. Dokter itu lalu berlalu pergi dari ruangan. 

Bik memeluk sosok terbujur kaku di balik kain put

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status