Share

202. Hasrat Tertunda

Menatap manik hitam mata bulat Wulan. Ada getar di dada tak tertahan. Bibir tebal bergincu merah milik istriku ini terlihat begitu ranum.

Kali ini aku tak perlu meminta izin atau berkata permisi untuk menciumnya. Dia sudah resmi menjadi istriku. Mendekatkan wajah pada bibir sensual itu. Kutangkup pipinya agar menatapku. Setiap inci tubuh Wulan kini adalah milikku. 

Mengecup pelan bibir Wulan. Dia memejamkan mata menikmatinya. Dorongan liar mulai menguasai, meminta lebih dari apa yang tersaji. 

Kami berpagutan cukup lama. Aku ingin lebih, kubaringkan istriku pelan. Mulai menciuminya di atas ranjang. Menghujani ciuman dari bibir hingga leher jenjang yang hangatnya. Membuka resleting di bagian belakang kebayanya pelan. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status