Share

"Aku Lelah, Dit."

Pluk! Rini melonjak dari tempat tidur dan memeluk Radit.

"Aku membutuhkanmu, Dit," lirihnya.

Hah! hatiku mencelos.

Kelopak mata tertutup dengan sendirinya, dada terasa sesak dan sulit untuk mendapat udara. Aku berbalik dan tak ingin melihat, namun tangan Radit mencekal kuat.

"Jangan pergi Halwa," ucapnya.

Radit berusaha melepaskan pelukan Rini. Ia melihat tangan Radit yang menggenggamku.

Rini kembali berbaring di ranjangnya. Wajahnya menekuk dan sayu.

"Berbicaralah dengan Rini," ucapku pada Radit.

"Kamu harus menyelesaikan urusan kalian," tambahku lagi dan memutuskan untuk keluar, meninggalkan mereka berdua.

Kututup pintu ruangan Rini perlahan, kaki bergetar dan berhenti di sana. Menyandarkan tubuh yang lemah karena hati yang sakit.

"Aku tidak bisa menahan rasa ini lagi, Dit." Samar kudengar suara Rini mulai berbicara.

"Kamu tahukan selama ini aku hanya mengangapmu sebagai teman?" jawab Radit balik bertanya.

"Beri aku kesempatan, Dit. Selama ini kamu tidak pernah memberiku kesempatan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
kasian halwa....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status