Share

"Jangan Pergi Halwa!"

"Neng Halwa," panggil Bi Asih dibalik pintu.

"Iya Bi, buka aja nggak dikunci kok."

Aku sedang merebahkan badan setelah menjemput Bian dari sekolah, entah kenapa punggung terasa sakit, mungkin karena kandunganku semakin besar, dan hari ini belum sempat istirahat.

Kulihat perlahan pintu terdorong ke dalam, Bi Asih masuk dan sedikit berbisik.

"Neng, ada Bapak."

"Bapak?"

"Iya neng, Pak Gunawan, ayahnya Pak Rian."

"Oh, sungguh?"

"Iya Neng."

Aku segera bangun dan bersiap-siap memakai baju yang pantas dan sedikit riasan.

"Kakek datang sendiri?" tanya Bian.

Anak itu ternyata sudah menyambut kakeknya lebih dulu.

"Iya sayang, kakek datang sendiri. Kebetulan nenek lagi kurang sehat," jawab ayah.

Aku menghampiri dan mencium punggung tangannya.

Bi Asih datang membawa minum dan dan beberapa cemilan.

"Apakah kakek datang untuk bertemu Bian?" tanya Bian lagi.

Ayah memandang Bian dan mencium keningnya, lalu menyimpannya dalam pelukan.

"Untuk siapa lagi Kakek datang, kalau bukan untuk Bian," jawab ayah
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status