Share

Bukti

Radit mendekatiku yang sedang membacakan buku untuk Bian, dia tersenyum sembari mengelus tubuh mungil di depannya.

"Apakah jagoan Om sudah mau tidur?" tanya Radit yang melihat Bian sudah menguap beberapa kali.

"Iya, nih Om," jawab Bian pelan.

Lalu, menoleh padaku dengan tatapan wajah manja.

"Mamah, boleh nggak baca bukunya diteruskan besok, Bian sudah tidak kuat mendengar," pintanya dibarengi kedipan mata memohon.

Aku menatapnya sesaat, memasang wajah cemberut, lalu tertawa kecil.

"Baiklah, sekarang pengusaha cilik Mamah harus tidur cepat agar segera pulih," jawabku menutup buku dan menyimpannya di atas nakas.

"Selamat malam sayang, jangan lupa baca doa." Ciumku mendarat di keningnya.

Aku mematikan lampu yang menerangi Bian dan membiarkan satu lampu menyala di atas meja tempat aku menunggu.

"Ada apa?" tanyaku pada Radit. Aku tahu ada yang ingin dia sampaikan.

"Aku sudah menghubungi pengacara terbaik yang kukenal agar proses perceraian kalian bisa berjalan cepat dan tidak ada hambatan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Rasain lu ditolak anak ndiri
goodnovel comment avatar
AriaNz Arfa
eet nyesek bgt baca nya thor, bagus cerita nya ...
goodnovel comment avatar
Yanti Isma
rian otak nya udah gak berfungsi riana jga bner2 recehan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status