Share

94. Kebaikan di Panti Asuhan

"Ah!"

Marsella terpekik lirih. Kini kedua matanya mengikuti bekal buatannya yang meluncur mulus jatuh di tanah. Bahkan ia dapat melihat kotak bekal tersebut keluar dari tas, dan tersingkap

Begitu juga Nayra yang terkesiap. Kedua netranya melebar begitu menyaksikan sikap Arvin yang tak seperti biasanya. Padahal selama ini Arvin selalu sopan, perhatian, juga baik.

Tapi siang ini? Rasanya Nayra tak memercayai tangkapan matanya sendiri. Sekuat tenaga ia menahan diri untuk tak ikut campur.

Marsella lalu mengalihkan pandang ke arah Arvin dengan tak percaya. Ia tak bisa berkata-kata dihadapkan sosok Arvin dengan air muka merah padam.

"Jangan pernah kamu mendatangiku lagi!" ancam Arvin menuding tepat ke wajah Marsella, kemudian melangkahkan kaki masuk ke mobilnya.

Marsella tertegun selama sekian detik. Semakin lama, pelupuknya berat dan air di sana kian tak terbendung. Marsella lalu tergugu sambil menutupi wajahnya. Perasaannya campur aduk. Malu, iya. Kecewa juga pasti. Beberapa karyawan bahk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status