Share

93. Bekal Susah Payah

“Kamu kenapa bisa sampai kayak gini?” Ida segera berhambur dan bersimpuh di dekat posisi Guna yang tengah terbaring. Ia lalu memeriksa suhu badan Guna lewat sentuhan telapak tangannya pada dahi.

“Panas begini. Lihat mukamu lebih parah dari yang difoto.” Ida mengomel panjang lebar hingga membuat Guna risih.

Guna lalu melenguh dengan suara serak. “Sudah, jangan banyak bicara kayak emak-emak. Aku mau teh hangat.” Guna mengibaskan sebelah tangannya mengusir Ida. Kedua matanya bahkan terasa berat.

“Kan emang emak-emak.” Ida menggerutu dan bangkit dari duduknya. Kedua kakinya ia tuntun menuju dapur.

Tak sampai enam menit, Ida sudah kembali dengan secangkir teh hangat di tangannya. Wanita itu langsung menyerahkannya kepada Guna. Perlahan, Guna bangkit dan menyesap teh yang diseduh itu pelan.

Seketika cairan manis hangat secara relaks mengalir sepanjang kerongkongannya. Sekilas ia melupakan rasa sakit yang berdenyut-denyut dan menggantinya dengan bayangan jika ia memiliki afeksi seorang ibu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status