Share

42. Jangan Diganggu

Bus membawa mereka keluar dari Kota Batu menuju ke Kota Surabaya. Elya masih berada di dekapan Bariqi, bedanya gadis itu sudah tidak masuk lagi di kaos kekasihnya. Bau tubuh Bariqi sangat wangi, yang ada nanti Elya khilaf kalau keterusan.

Virus cinta memang mengubah segalanya. Beberapa hari lalu saat Bariqi memakai banyak parfum dan bertemu Elya di nasi goreng Pak Dadang, Elya mengatakan ingin muntah karena wangi Bariqi, eh sekarang malah menyukai wanginya.

Sekarang Bariqi tahu kenapa Elya tampak lemas, karena gadis itu takut mabuk di perjalanan. Elya sendiri baru mengatakannya dengan wajah yang memerah karena malu. Elya yang galak, judes, dan sering berkata kasar, Bariqi pikir tidak mempunyai kelemahan, tetapi siapa sangka kalau kelemahan Elya adalah naik bus.

“Elya, kamu pusing?” tanya Bariqi mengelus rambut Elya. Pria itu dengan usil menarik kunciran di rambut gadis itu hingga rambut Elya sepenuhnya tergerai.

“Sedikit,” jawab Elya.

“Lihat di jendela. Ada pemandangan indah, nan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status