Share

41. Gara-gara Jalan

Bariqi, Putri, Aan, Galang dan beberapa teman Bariqi kini berada di ruang tamu. Prasetyo menatap Bariqi dengan tatapan garangnya. Pria paruh baya itu sungguh tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Bariqi. Otak anaknya daripada baiknya, lebih banyak buruknya.

“Jelaskan kepada ayah!” titah Prasetyo pada Bariqi.

“Jelasin apa?” tanya Bariqi kikuk.

“Masih tanya lagi. Hari ini kamu sudah menyusahkan banyak orang. Kamu nyuruh aku bawa pasukan, aku sudah bawa, tapi setelahnya kamu gak balas pesanku. Harusnya kalau mau digerebek jangan di kamar, di teras biar banyak yang tahu,” oceh Aan.

Mendengar itu membuat Prasetyo makin murka. Anak dan teman anaknya sama saja. Putri menjewer telinga Aan sedikit kencang, “Sudah ibu bilang jangan sesat kayak Bariqi, malah kesesatan kamu nambah-nambah!” tegur Putri. Aan mengangguk sembari mengaduh kesakitan.

“Bariqi, yang kamu lakukan ini salah. Kamu mau menjebak Elya? Yang ada kamu malah mempermalukan dia. Sebagai laki-laki, kamu harus bisa menjaga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status