Share

111. Menahan Penyesalan

Begitu melihat Max, senyum Gabriella langsung merekah. Meski wajahnya masih pucat, wanita itu merentangkan tangan dengan penuh semangat.

“Apakah urusanmu banyak sekali? Aku sudah menunggumu sejak tadi,” ujar Gabriella yang tak sabar menanti sang suami menyambut pelukannya.

Sambil mempertahankan lengkung bibir yang tipis, Max mendekap sang istri lalu mengusap punggungnya dengan sangat lembut. “Ya. Aku harus menyelesaikan administrasi rumah sakit dan memberi keterangan kepada polisi,” jawabnya pelan.  

“Apakah sudah ada kemajuan?” tanya sang wanita sembari mempertemukan pandangan.

“Belum,” sahut Max seraya menggeleng samar. Ia merasa sangat berdosa karena harus membohongi istrinya.

Sedetik kemudian, pria itu menarik napas cepat. Arah pembicaraan harus segera dialihkan. “Bagaimana kondisimu? Apakah sudah membaik?” tanyanya sembari menyelipkan helaian rambut yang menjuntai ke belakang telinga Gabriella.

Tanpa berpikir panjang, sang wa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status