Share

Extra Chapter 6. Ingatan yang Usang

“Mengunjungimu bukanlah hal yang sia-sia, Kek. Justru, waktuku terasa jauh lebih berharga ketika berada di sisimu,” ujar Julian sembari mengusap-usap pundak bungkuk Tuan Hunt.

Namun, bukannya terhibur, si pria tua malah melambai-lambaikan telapak tangan. Tampak jelas bahwa ia tidak sepakat dengan pernyataan sang cucu.

“Perjalanan dari rumah kalian kemari sangat memakan waktu, Julian. Kalian bisa melakukan beragam hal yang jauh lebih penting dengan menit sebanyak itu. Mengurus pekerjaan yang tertunda, berkumpul dengan teman-teman, dan bahkan berpiknik ria di taman dekat rumah. Terlalu sering kemari hanya akan menyita akhir pekan kalian,” sanggah si pria tua dengan suara serak yang menyayat.

Sekali lagi, Julian mempertegas gerakan kepalanya. Ia ingin menunjukkan bahwa ucapannya bukan basa-basi belaka, melainkan tulus dari lubuk hati terdalam.

“Apakah Kakek tahu? Seseorang baru-baru ini menasihatiku. Dia berkata bahwa aku sangat beruntung memiliki kakek

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status