Share

S2| 100. Tanda Cinta

“Pantas saja Mia sangat peduli kepada Sebastian. Ternyata, mereka memang pernah dekat,” batin Julian di balik raut datarnya.

Sembari menghela napas, pria itu melayangkan pandang ke arah bukit-bukit hijau yang memagari rerumputan. Lagi-lagi, pemandangan yang seharusnya mengundang decak kagum, gagal menyita perhatiannya. Jendela kaca yang dipasang di sepanjang gerbong seolah kurang besar untuk memuaskan mata sang CEO.

“Bukankah ini sangat indah?” bisik Mia sembari menyandarkan kepala pada pundak sang pria.

Dalam sekejap, Julian memaksakan senyum dan mengusap tangan yang kini tak bosan bertengger pada lekuk sikunya.

“Ya. Ini sangat menyegarkan,” timpal pria itu menggunakan logika.

“Jika Cayden datang ke sini, dia pasti ingin berlari di padang rumput itu mengejar domba-domba. Atau mungkin, dia akan berguling-guling dan membuat ibunya kewalahan,” gumam sang gadis sebelum tersenyum manis.

Menyaksikan kebahagiaan sang kekasih, rasa bersalah p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status