Share

DELAPAN PULUH ENAM

Senin siang dengan cuaca kota Jakarta yang terik dan menyengat, Arvan ditemani Johan baru saja selesai bertemu dengan klien mereka. Syukurlah semuanya berjalan lancar. Mereka baru kembali ke kantor dan singgah di ruangan Johan untuk makan siang. Arvan masih kesal pada Johan karena panggilan masuknya yang tidak mengenal waktu kemarin.

“Lo kenapa sih? Muka lo tegang banget hari ini,, kagak dikasih jatah lo semalam?” ucap Johan asal.

“Gara-gara lo, sial," ucap Arvan sambil melempar dokumen yang dibawanya ke meja.

“kok lo malah salahin gue sih," ucap Johan nggak terima.

“gara-gara lo, gue harus kerja lembur di hari minggu. Gue bahkan harus begadang," ucap Arvan yang malam itu terpaksa begadang memeriksa kembali pekerjaan Johan, dibayangi lekuk tubuh Amanda yang gagal disentuhnya.

“karena situasi urgent, Bro. gue juga nggak mau lo ngamuk kalau datanya sampai nggak valid”, sanggah Johan masih berusaha membela diri.

“iya, tapi lo bisakan infoin ke gue, biar gue nggak nunggu lo hampir dua jam,
_arsanna_

semoga kalian suka dan tetap mengikuti ceritanya.. jangan lupa kasih vote kalian sebanyak- banyaknya.. ulasan kalian juga sangat berpengaruh untuk jalan cerota Novel ini salam cinta, ❤️❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status