Share

DELAPAN PULUH TUJUH

Siska menghabiskan waktunya di salah satu kelab malam di Jakarta dengan berpesta dan menari dengan beberapa kenalannya. Seorang pria bahkan dengan jelas mencoba mendekatinya dan Siska sama sekali tidak menolak. Untuk apa dirinya berlagak jual mahal saat Arvan sudah tidak memperdulikan dirinya. Dia sungguh merasa frustasi memikirkan sikap bosnya. Terlebih saat berada di apartemennya bayangan Arvan seringkali mengganggunya.

Siska sadar, dirinya memang bodoh membiarkan bosnya masuk ke apartemennya dan mereka menjalin hubungan disana. Saat itu dirinya terlalu buta dan berpikir bisa menaklukkan Arvan setelah pria itu mengalami patah hati. Lihatlah sekarang, dirinya tidak lebih hanya seorang sekretaris. Pria itu dengan mudahnya melupakan momen kebersamaan mereka. Mengingat hal itu membuat Siska semakin meneguk habis minuman di gelasnya. Lebih baik dia mabuk mungkin dengan begitu bisa mengurangi rasa sakit hatinya.

Siska mulai menebarkan pesonanya berharap ada pria kaya yang akan tertarik p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status