Share

Andai Waktu Bisa Diulang

Bab 84

Lelaki muda itu mendaratkan tubuhnya di bangku panjang, persis di samping Raidah.

Wanita itu menatap adiknya sesaat. Wajah lelah Hafiz langsung tertangkap bola matanya.

"Kamu kenapa, Hafiz? Wajahmu terlihat murung?"

"Bukan murung, Kak. Hafiz hanya kurang tidur. Kemarin malam ngobrol sama Abah di taman," ralatnya.

"Oh..." Wanita itu ber oh ria. "Pantas aja kamu tak terlihat saat Kakak lagi asyik ngobrol sama kak Halimah."

"Iya, hanya sekedar ngobrol biasa. Kebetulan akhir-akhir ini jarang bisa ngobrol dengan Abah," sahutnya sembari melirik arlojinya. "Kak Raidah sama Kak Halimah tidak apa-apa, kan kalau Hafiz tinggal? Hafiz mau ke pesantren nih!"

"Lah kok gitu sih? Gimana sama dokter Ratih?" tanya Raidah. "Kakak mana ngerti sama urusan di rumah sakit dan dokter."

"Nggak apa-apa. Lagian masih ada Abah yang stay disini. Kalau Abah yang ke pesantren, malah kasihan. Beliau sudah tua. Lebih baik Hafiz saja yang stay di pesantren hari ini." Lelaki itu melirik arlojinya sekali lagi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hendry Hendryhen
seandainya istri2 dari Hafizh yang lain tidak bisa hamil.. sepertinya dunia terasa adil ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status