Akhirnya bulan madu nan romantis itu selesai sudah. Cinderella bersama pangerannya kembali ke dunia nyata. Mereka pulang ke kota Surabaya dan tinggal bersama Joy di rumah baru berlantai dua dengan fasilitas kolam renang outdoor dan golf view. Rumah pilihan Miranda. Tempat dimana Carlos melamar dan menyematkan cincin berlian di jari manisnya.Lukas yang mengantar anaknya ke rumah Miranda tak ingin berlama-lama agar tak terlihat oleh Carlos. Dia tak mau mempersulit keadaan Miranda. Carlos sudah mewanti-wanti istrinya agar tak sering-sering bertemu dengan Lukas. Karena bagaimanapun juga adik iparnya itu dulu pernah menjadi kekasihnya.“Joy baik-baik tinggal di sini sama Tante Mira, ya,” pesan Lukas pada anaknya. “Yang nurut. Jangan nakal, ok?”“Papa kok cepat sekali pulangnya?” keluh Joy sedih. “Papa kan belum lihat kolam renang di halaman belakang. Bagus, lho.”Lukas tersenyum simpul. Sempat terlihat olehnya ekspresi wajah Miranda yang tegang saat mendengar kata-kata Joy barusan.Pasti
Tiba-tiba sebuah pikiran buruk muncul dalam benak Miranda. Jangan-jangan Carlos sudah merasa bosan terhadap dirinya. Pria itu tampan dan kaya raya. Pasti tak sedikit perempuan yang dulu keluar-masuk dalam hidupnya. Saking Miranda tidak berani menanyakan hal tersebut pada suaminya. Hati wanita itu dapat merasakan bahwa suaminya tidak suka ditanya-tanyai tentang masa lalunya. Beberapa kali Miranda sempat nyelimur tentang masa kecil maupun masa remaja Carlos, namun tak mendapatkan respon yang memuaskan.Dengan sikap acuh tak acuh pria itu menjawab, “Masa kecilku tak ada bedanya dengan anak-anak lainnya, Mir. Main, sekolah, les. Itu saja. Terus waktu remaja aku kadang merokok sama teman-teman di sekolah. Terus nyoba minum minuman keras, nonton film porno, ya gitu-gitulah. Waktu SMA mulai mencicipi rasanya clubbing. Biasa-biasa aja kan, hidupku dulu?”Setelah itu Carlos pergi meninggalkan istrinya dan masuk ke dalam kamar mandi. Miranda cuma bisa mengelus dada melihat sikap suaminya terseb
Kemudian anak itu spontan berkata, “Joy pikir setelah tinggal di sini, kita akan lebih sering main bareng, Om. Ternyata Om Carlos makin sibuk. Enakan dulu waktu Joy masih tinggal di rumah yang lama. Dulu Om Carlos sering datang dan mengajak Joy main.”Tiba-tiba terdengar suara meja makan dipukul dengan sangat keras. Miranda dan Joy sama-sama terkejut. Kengerian terpancar dari ekspresi wajah mereka berdua. Sorot mata Carlos menyala-nyala bagaikan siap menerkam dua orang itu.“Joy, jaga mulutmu! Kamu seharusnya bersyukur sudah pindah ke rumah yang jauh lebih besar dan mewah seperti ini. Segala fasilitas ada. Kolam renang, taman untuk bermain, ayunan dan macam-macam lagi yang sudah Om sediakan buatmu. Kalau kamu memang tidak puas dengan semuanya itu, ya sudah. Balik saja ke rumah kalian yang dulu. Om tak akan menghalang-halangi!”Selanjutnya laki-laki itu bangkit berdiri dan berjalan cepat meninggalkan ruang makan. Dia langsung keluar rumah untuk berangkat ke kantor. Air mata Joy tumpah
Miranda lalu berkata pada si sopir agar bersama-sama dengannya memapah Carlos hingga sampai ke kamar tidur mereka di lantai dua. Pria itu mengiyakan. Tubuh tuannya memang berat sekali dan harus dipapah dua orang untuk naik ke atas.Beberapa menit kemudian tubuh Carlos telah dibaringkan di atas tempat tidur mewah miliknya. Miranda mengucapkan terima kasih pada sopirnya dan memberi pria itu uang tip. Laki-laki itu menerimanya sembari mengucapkan terima kasih juga.Setelah mengantar sopirnya kembali ke lantai satu dan menutup pintu depan rumah, Miranda mendesah penuh kekecewaan. Dipandanginya tangga melingkar yang menuju ke lantai dua dengan perasaan masygul. Dia enggan sekali meniti anak-anak tangga itu lagi. Malas melihat wajah Carlos dan mencium aroma tubuhnya yang dipenuhi bau alkohol.Tapi kalau besok pagi dia terbangun dan tahu aku tidak tidur di sampingnya, terus bagaimana? batin wanita itu cemas. Aku takut Carlos akan memarahiku dan Joy mengetahuinya. Suasana rumah ini akan semak
Setelah bercinta penuh gelora dengan istrinya pagi itu di dalam kamar mandi, Carlos pergi ke kantor dengan penuh sukacita. Kelihatannya pengaruh alkohol sudah menghilang dari tubuhnya. Miranda merasa lega.“Om Carlos kelihatan ceria hari ini, Tante Mira,” puji Joy saat diantar Miranda berangkat ke sekolah. “Joy diajak bergurau tadi. Senang sekali rasanya. Om Carlos yang ramah sudah kembali lagi. Hehehe….”Si tante tersenyum manis. Dia senang hubungan suaminya dengan Joy membaik. Carlos juga cepat sekali pulih dari pengaruh alkohol.Barangkali karena hasratnya tadi sudah disalurkan padaku di kamar mandi, batin Miranda kecut. Sikapnya masih agak kasar, tapi aku rasanya sudah mulai terbiasa. Kemaluanku juga tidak sesakit kemarin. Apa jangan-jangan sudah kebal, ya?“Tante, Joy kangen sekali sama Papa. Bisakah nanti sepulang sekolah kita pergi ketemu Papa?” tanya si keponakan membuyarkan lamunan Miranda.Wanita itu langsung mengangguk. “Ok deh, Joy. Nanti Tante telepon Papa Lukas, ya. Bi
Aku sudah salah memilih suami, jerit wanita itu dalam hati. Benar-benar salah. Aku silau oleh harta kekayaannya semata. Dan sekarang aku menuai akibatnya!Carlos bagaikan kesetanan. Setelah berkali-kali menampar wajah Miranda, dilucutinya pakaian istrinya itu dengan kasar. Wanita itu tersentak. Dia membuka mata. Wajah suaminya tampak garang sekali bagaikan binatang buas. Napasnya memburu bagaikan serigala yang siap menerkam Miranda bulat-bulat.Kejadian selanjutnya bagaikan film horor yang menimbulkan trauma mendalam bagi wanita itu. Dua bukit kembarnya sakit sekali akibat terkaman Carlos yang seperti binatang liar tanpa perasaan. Belum lagi bagian inti kewanitaannya. Terasa nyeri sekali. Miranda bahkan tak bisa menutup rapat kedua kakinya begitu kejadian mengerikan itu selesai.Aku diperkosa oleh suamiku sendiri. Sungguh menyesal aku menikah denganmu, Carlos Martin. Menyesal! teriak wanita itu dalam hati. Air matanya mengalir deras sekali. Tapi dirinya sama sekali tak mengeluarkan su
Setelah mandi dan keramas, Miranda mengeringkan tubuhnya dengan handuk lalu berpakaian di dalam kamar mandi. Kemudian dikeringkannya rambut panjangnya dengan hair dryer. Dia tak ingin penampilannya berantakan. Hal itu hanya akan membuat dirinya semakin mengenaskan.Miranda bertekad untuk tetap tegar menghadapi semua ini. Dia adalah perempuan yang mandiri. Akan dicarinya solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah rumah tangganya. Setelah rambutnya kering dan disisir rapi, wanita itu menatap pantulan wajahnya di depan cermin kamar mandi. Matanya memang masih sembab dan wajahnya memar. Akan tetapi sorot matanya sudah memancarkan semangat yang tinggi.“Aku takkan menyerah. Akan kucari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Carlos. Mengapa dia sampai tega melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya sendiri. Juga siapa perempuan bernama Prilly yang disebut-sebutnya dalam tidur. Aku adalah Miranda Efraim, perempuan kuat yang tak mudah dianiaya. Kali ini aku memang kalah, tapi akan kubuktik
Esok paginya Miranda mengantarkan Joy pergi ke sekolah. Wajahnya dipoles bedak tebal untuk menutupi memar-memar yang tinggal sedikit. Ya, tinggal sedikit karena dia rajin mengompresnya dengan es batu. Kemarin malam sehabis melayani suaminya di ranjang, wanita itu turun ke bawah untuk mengambil es batu lagi. Lalu dibawanya ke kamar dan dipakai untuk mengompres wajahnya.Carlos sendiri sudah tertidur lelap waktu itu. Yang membuat Miranda heran, laki-laki itu bercinta dengannya manis sekali seperti ketika dulu mereka berbulan madu keliling Eropa. Sang istri yang semula melayaninya karena terpaksa jadi menikmati hubungan intim tersebut karena Carlos benar-benar berupaya semaksimal mungkin agar wanita itu mengalami orgasme terlebih dahulu.Setelah percintaan nan romantis plus memabukkan itu berakhir, laki-laki itu memeluk sang istri dari belakang dengan penuh kasih sayang. Posisi pelukan yang sangat disukai perempuan itu karena merasa sangat dilindungi oleh pasangannya.Saat Miranda duduk