Share

Takut kehilangan

Aura menegak salivanya dengan paksa. Terasa sangat sakit dan terasa sesak di dada. Jari jemari tangannya mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi.

"Andai dulu aku tidak menyia-nyiakan dia, mungkin saat ini aku bisa menunggu ibu di dalam. Gara-gara ambisiku menjadi orang kaya, aku harus kehilangan orang yang begitu tulus mencintaiku," gumam batin aura menyesal.

Hampir setengah jam lamanya saka berada di dalam bersama ibunya. 

Kedua tangan aura meremas dan mencoba bersikap untuk tenang menunggu kabar dari saka.

Bola manik mata indahnya tak berhenti menatap ke arah pintu ruang IGD  yang masih tertutup rapat. Kecemasan dan ketakutan kini menghampiri aura. Pikirannya mulai mengarah hal negatif yang akan terjadi pada ibunya. Bagaimana jika ibu kenapa-kenapa? Bagaimana hidupku jika ibu meninggalkanku? Dan bagaimana masa depanku selanjutnya?

Pertanyaan itu seakan berputar-putar di dalam otaknya.

"Ya Tuhan, selamatkan ibuku! Aku masih bu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status