'Aborsi!!'
"APA??" Teriak wanita itu terkejut bukan main.
Izzuddin sontak membuang muka seolah menahan diri untuk tidak tertawa ketika menyaksikan mimik wajah terkejut Syilla, bahkan wanita itu sontak menatapnya sambil memeluk perutnya takut-takut.
"Kakak nggak bercanda, kan?"
"Ngapain juga bercanda." Jawabnya seserius mungkin sambil mengulum bibirnya agar tawanya tak meledak saat ini juga.
"Jadi-- Kakak menjemput Syilla hanya untuk membunuh bayi kita, begitu?"
"Yeah.. semacam itu." Jawab lelaki itu santai.
Seketika perempuan itu tak beraksi apapun, Syilla langsung duduk meringkuk dekat pintu seolah menjauhi suaminya. Perempuan itu menunduk sambil memeluk perutnya, Syilla masih tidak menyangka jika suaminya itu akan menghilangkan nyawa calon bayinya sendiri-- sejenak memejam kedua matanya seketika perempuan itu melirik Izzuddin dengan lirikan tajam.
"Berhenti melirik Kakak seperti--"
"Diam." Titah Syilla mutlak,
Suara cambukan begitu bengis dan kejam terdengar begitu nyaring di ruangan bawah tanah, disertai suara rintihan kesakitan begitu mengalun merdu dari bibir seorang lelaki dewasa yang merupakan korban cambuk tersebut. Tawa seorang pemuda lumayan tampan juga terdengar seorang mengiringi teriakan kesakitan pria dewasa itu, seolah sudah lengkap sudah ketika suara penuh sakitan, suara tawa puas dan suara cambuk baja menyabet tubuh mangsanya dengan sadis. "A-am-pun... Trass... Aargghhh..." "Hhhh..." Bukannya berhenti si pencambuk malah semakin liar mencambuk tubuh lelaki itu dengan keji, seakan-akan ini mengingatkan jangan main-main dengannya jika tidak ingin menderita dengan siksaan. Cairan merah mucrat kesana kemari karena bekas cambukan begitu mengerikan, tubuh yang mulanya masih utuh kini sudah berantakan. Baju pria itu juga tampak kompang-komping seolah badut yang sedang memulai pertunjukkan. "Aarrghhh... ampuuunn... k-king.. aku mengaku
Izzuddin pulang ke Mansionnya dengan raut wajah tak bersahabat, bahkan mobilnya saja ia parkirkan asal tetap didepan teras pintu utama. Lelaki itu memasuki mansion mewahnya dengan angkuh, tanpa peduli sambutan hormat dari pada maid juga bodyguardnya, bahkan dengan santai ia melemparkan kunci mobilnya ke arah salah satu bodyguardnya. "Wassalamu'alaikum, Daddy." Sambut wanita manis dengan disuguhi senyuman cantik menenangkan. Mau tidak mau kedua sudut bibir lelaki itu terangkat, sungguh manis sekali. "Wa'alaikum salam, Mom." jawab Izzuddin lembut dan langsung merangkul bahu sempit istrinya itu. "Ih, seharusnya yang jawab salam itu Mommy bukan Daddy tahu, menjengkelkan sekali baru pulang langsung dapat hadiah muka jutek." Gerutu perempuan itu kesal, membuat Izzuddin semakin gemas di buatnya. "Okay-okay.. Assalamu'alaikum, My Wife." sapa Izzuddin menurut apa yang istrinya itu mau. "Sudah telat, tahu? Seharusnya lima menit ya
"Wo de ai.. wo conglai bu, hui kan n i shin shei--" Seperti yang sudah-sudah, Syilla berjalan santai sambil bernyanyi lirik lagu yang berjudul 'Zhen me ai de' yang merupakan lagu Indonesia versi Mandarin yang berjudul 'Indahnya cintaku.' Lagu ini tercipta dengan makna yang mendalam, sehingga dalam suasana hati penuh cinta saat mendengar lagu ini langsung membuat pendengarnya mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Seperti halnya yang Syilla pikirkan tentang suaminya itu, walaupun Izzuddin tahu betapa buruk tingkahnya-- namun lelaki itu tetap mempertahankan cintanya, tak peduli seberapa dalam masa lalu yang Syilla alami. Izzuddin tetap menerima kekurangan Syilla dari segala sisi. "Wo.. de ai... hm.. hm.. hm.. sial, dari tadi enak-enak nyanyi kok sampai lupa ya liriknya?" Gumannya sedikit cemberut saat berada di dalam lift. "Cintaku.. tak memandang siapa kamu, tak menginginkan kamu lebih.. dari apa adanya dirimu.. selalu.." Gara-gara kesa
"Boy, ayo main sama Daddy. Daddy kangen banget pengen main sama kamu, nak." seru Izzuddin tiba-tiba, langsung mengendong tubuh mungil Darrell kedalam rengkuhan lengan kekarnya. "Kamu lapar kan, balik kekamar saja. Biar Kakak suruh Bi Sima mengantarkan makanan ke kamar. Kakak sama Bilal mau renang dikolam bawah dulu." Tambahnya sambil melirik Syilla yang menatap suaminya itu kesal, bisa-bisanya di sore hari begini pria itu mengajak putra kecilnya renang. "Ini sudah sore, Dad. Nggak baik renang di sore hari, kamu kalau mau mandi- mandi dikamar. Jangan dikolam renang, mengajak Bilal juga." "Lah memangnya salah berenang di sore hari sambil olahraga sore? Nggak, kan?" "Daddy.. bisa ngerti nggak sih? Nanti Bilal masuk angin, kalau mau renang-- Daddy berenang sendiri sana." Teriak perempuan itu sambil berusaha mengambil tubuh mungil Darrell dari gendongan Izzuddin, namun tidak berhasil. "Sudahlah, Mom. Jangan posesif sama anak muda-- lagi pula Bilal
"Darren." Panggil pria paruh baya pada putra semata wayangnya, beberapa kali pria itu menghela napas kasar saat putranya itu hanya berdehem sebagai jawaban. "Hm." "Apakah kamu tidak ada rencana untuk mengakhiri semua ini? Baba khawatir mental Xiao Fu akan lebih mengerikan lagi, ketika tahu semua ini. Baba hanya mengingatkanmu- bahwa dia adalah perempuan biasa yang bisa saja tertekan karena--" "Biarkan dia tahu sendiri seperti air mengalir." "Maksudmu apa? Kau ingin merusak mental istrimu sendiri, huh!!" Lelaki itu hanya tersenyum misterius saat Ayahnya berteriak kesal di depannya, tanpa melihatnya pun lelaki yang bernama Darren itu sudah tahu jika saat ini wajah lelaki paruh baya itu sudah memerah menahan amarah. "Baba tidak melarangmu melakukan apapun sesuka hatimu, tapi- kali ini Baba memohon dengan sangat padamu, tolong jangan mempermainkan putri kecil Baba lagi, dia sudah banyak menderita karena ulahmu." "Aku tau."
"Jika kau sudah tahu kenapa kau berpura-pura bodoh, Tuan?" Kun menatap kedua mata merah darah milik Darren, tatapannya seketika membeku seolah pergerakkannya terblokir saat itu juga. 'Lord Frederich!!' Seketika terdengar tawa mengerikan berasal dari bibir seksi pria dua puluh dua tahun itu. "Apa kau percaya jika roh yang tidak tenang akan terus berkeliaran?" "Apa maksud dari ucapanmu ini? Jangan bilang jika--" refleks kedua mata Kun terbelalak lebar ketika baru menyadari hal-hal yang aneh didengar. "Yeah, sebuah tugas untukmu karena kau adalah menantu perempuan busuk itu." Kun langsung gemetaran tak berdaya ketika secara tiba-tiba ia ditugaskan untuk menangani arwah Reveena, bagaimana pun juga Kun tahu betul siapa yang akan ia hadapi. Kun juga sadar, siapa penyihir tua itu? "Kenapa? Apakah anda takut, Tuan? Tenang saja, aku akan memberimu kompensasi atas keberhasilan tugasmu." "Tidak, jangan katak
Syilla tampak mengeram frustasi karena suaminya tak ada tanda-tanda pulang, padahal ini sudah melewati pukul sepuluh malam tetapi wanita cantik nan mungil berbalut gaun syar'i itu enggan masuk kamar, ia masih setia mondar-mandir didepan pintu utama sambil mengigit kuku jarinya. "Kak Izzu kemana saja sih? Sejak tadi siang nggak pulang-pulang, nggak telepon juga." Sudah beberapa kali wanita mungil itu menatap taman yang mengarah ke pintu gerbang, kosong. Syilla hanya bisa menghela napas pelan saat merasakan perutnya agak terasa nyeri. "Kalian sabar, ya? Sebentar lagi Daddy pulang." Gumannya sambil mengusap pelan perutnya yang agak membuncit. "Nyonya, sebaiknya anda masuk dulu, angin malam tidak baik untuk anda juga bayi anda." Nasehat maid Marry hati-hati, terlihat gurat wajah cemas terpapan jelas disana. "Tidak, Syilla akan tetap menunggu Kak Izzu disini." Selalu jawaban itu yang keluar dari bibir merah cerry itu, maid Marry sampai kehi
Syilla memindai beberapa tanaman kesayangannya dengan baik ketika ia sudah berdiri diantara aneka jenis tanaman legendaris dan jenis tanaman beracun di sekitarnya, yang ditempatkan secara khusus di lantai dua. "Hm, Looks like my deadly nightshade plant (belladona), Onyx Odysses Hellebore and Castor Oil Plant have started to bloom, I can't wait to start researching the poison test in this plant." Desisnya saat melihat pemandangan indah tiga jenis bunga syurga bermakna neraka itu bermekaran sempurna. Walaupun dua jenis bunga pemilik buah kecil aneh itu tampak seperti tanaman liar, namun- bunga-bunga itu tak dapat dianggap enteng bahkan ketika bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung. Secara alami, dua jenis tanaman itu begitu mematikan di dunia bahkan banyak di Indonesia dijadikan obat atau sayur-mayur. Berbeda dengan satu jenis bunga pemilik kelopak warna hitam, yang sering disebut *Bunga racun* dengan nama latin Onyx Odysses Hellebore. Bunga jenis ini