Izzuddin Elbarak putra kedua pasangan Elbarak, pria dari sejuta pesona dan kelebihan aneh dalam dirinya. Pria penuh kejutan tak terduga, siapa sangka pria manis, tampan nan gagah pemilik lesung pipit dua sisi itu lebih memilih mempersunting perempuan penuh dosa seperti diriku, Arsyilla Bellvania Azzahra.
'Aku tahu, tapi- aku sulit percaya ini.'
Suatu kehormatan bila aku adalah salah satu wanita beruntung yang mendapatkan pria sempurna sepertinya, bahkan Tuhan memberiku izin untuk mengandung dan melahirkan keturunannya secara mutlak.
Dalam akad pernikahan awal bulan juli lalu, membuatku teringat bagaimana glamor dan mewahnya lelaki itu memperlihatkan kekuasaannya tanpa cela.
Menunjukkan secuil tampuk kekuasaannya dalam sebuah mansion megah, yang bisa diperkirakan seluas istana Royal Palace of Madrid. Tidak berlebihan jika aku mengatakan hal itu.
Bahkan bagaimana caranya lelaki itu dengan mudah memberikan cincin pernikahan dengan cincin yang mem
"Jika kau mencintainya, maka tandatangani berkas itu." "Ya, aku sangat mencintainya untuk selamanya dan aku minta setelah ini kau tidak lagi menghancurkan hidupku." Jawabku sarkas, aku sudah lelah akan dunia kejam buatan King Frederich. Ancamannya membuatku muak sehingga tanpa membaca surat itu, aku membubuhkan tandatanganku di atas sampel lambang Rusian Mafia yang agung. Sekilas aku melihat lelaki gila yang sayangnya begitu mempesona itu menyeringai licik, namun- siapa peduli dengan kelicikkannya yang sudah tersusun dalam otaknya, yang aku tahu aku akan bebas darinya sebentar lagi. "Siapkan dirimu untuk malam ini." Ucapnya datar kemudian berlalu begitu saja. "Apa maksudmu?" Tanyaku sambil mengerutkan kening tanda bingung. Lelaki itu menghentikan langkahnya kemudian menoleh padaku dengan seringaian puas di wajahnya dan menjawab dengan tenang. "Malam pertama kita." Apa? Apa maksudnya? Kita? Malam pertama? Aku masih bingung dengan ucapan
'Lucu, ya? Aku kira pengantin wanita kebelet pengen cepat-cepat masuk kamar, ternyata sejak tadi sibuk mencari makanan.' 'Benar, lihatlah Syilla tampak ngegas terus-- eh, ternyata sedang lapar, Shifu juga terlihat sabar banget.' 'Pantas saja wajahnya yang ayu terlihat pucat walaupun sudah terpoles make up, ternyata Syilla sedang menahan lapar.' 'Iya, sungguh gadis polos bak porselan, bar-barnya minta ampun. Hihihi...' 'Eh, jangan ngitu, sekarang Syilla bukan gadis bar-bar diperguruan kita lagi. Dia sudah menjadi istri Shifu tertampan kita.' 'Iya, malu-maluin juga. Kasihan Shifu harus menahan malu gara-gara ulah Syilla.' 'Namanya juga baru dijemput tadi pagi, mungkin belum makan dia.' 'Ah, benar. Aku jadi iri, kenapa Shifu memilih Syilla? Padahal juga cantikan aku, dia kan cuma anak manja.' "Kamu-" Aku sudah tak tahan akan ocehan tak berakhlak dari para murid-murid wushu milik Kak Iz
Setelah kejadian dramatis tadi, kini aku bertingkah malu-malu kucing ketika pemilik sepasang manik coklat terang itu menatapku penuh cinta. Bukan tak percaya, tapi tatapan pria di sampingku ini mampu membuat bulu kudukku meremang."Why, baby?"Sontak aku menatapnya tak percaya, astaga-- apakah ini suamiku? Kenapa aku berasa duduk disamping sugar daddy? Huffhh.."Yes, Dad. I miss... kissing Daddy's lips." Jawabku polos tanpa dosa.Kak Izzuddin tampak mengulum bibir seksinya itu sambil melirikku menggoda, sial!! Aku tidak tahan, ku tarik tengkuk lehernya dan mengecup bagian menggoda itu penuh agresif.'Huh!'Tampaknya semua orang terkejut karena ulah nakalku ini, tapi aku tidak peduli."Naughty wife." Bisik lelakiku ini gemas. Reaksiku jangan ditanya, aku malah menjilat bibirku sensual kemudian bermanja ria di lengannya."Sekarang masih ada tradisi apa lagi, Pak?" Tanyaku santai tanpa rasa malu.Pak penghulu yang masih ter
Di dapur mewah dan luas kini hanya terdapat dua wanita beda usia sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Bagai seorang Ibu yang mengajari putrinya memasak, Bi Sima hanya meminta Syilla mengupas bit merah sambil duduk dimeja mini bar.Rencana hari ini mereka berdua akan membuat sup merah, puding daging dan tumis daging. Syilla begitu semangat saat Bibi Sima akan membuatkannya sup merah, sehingga Syilla tampak tertawa geli ketika merasakan gerakan pelan dari perut buncitnya."Bi?""Iya, Nyonya.""Syilla boleh bertanya nggak? Tapi ini sedikit privasi." Tanya Syilla polos dan masih asyik memotong bit merah yang baru saja dikupas kulitnya."Silahkan, Nyonya.""Hm, boleh Bibi ceritakan pengalaman Bibi waktu nikah. Hm.. maksudku-- maaf."Bi Sima tersenyum akan pertanyaan istri dari Tuannya itu, bagaimana pun juga Syilla menikah diusia yang terbilang sangat muda yaitu delapan belas tahun. Kebanyakkan para gadis-gadis seumuran Syilla mas
Syilla memasuki kamar dengan wajah murung, wanita itu duduk diranjang mewahnya tanpa peduli dengan tatapan aneh dari lelaki yang sedang memasang sepatu kerjanya di sofa. "Kamu kenapa lagi, hm? Katanya lagi pengen masak, kok sudah balik kamar?" "Males." Izzuddin menghela nafas pelan, pasti ada yang membuat istrinya itu kesal. Tapi, siapa yang berani membuat kesal wanitanya itu sampai segitunya. "Ada apa, cerita sama Daddy? Apa ada pelayanan buruk dari--" "Sebenarnya Kak Leon itu siapa sih, Dad? Kenapa dengan seenak jidatnya masuk rumah kita, memangnya dia sudah jatuh miskin ya? Kerjaannya minta-minta melulu. Apakah Bos arogannya itu sudah membuangnya?" "Siapa Bosnya?" Tanya Izzuddin santai. "Dia... dia anak buahnya Darren.." cicit Syilla sambil menunduk ketika menyebut nama pria lain didepan suaminya. "Oh, ngapain dia kemari?" Tanya lelaki itu mulai dingin, bahkan hanya melirik Syilla yang sedang ketakutan
Sesuai permintaan konyol berujung berbahaya, akhirnya sore ini Syilla bisa bertemu Yoshinori. Pria tampan asal Jepang, yang selalu menjadi monster mematikan yang menguasai Negeri Sakura itu. Lihatlah, wanita hamil itu tampak bersemangat memilih aneka koleksi pedang milik sang suami. Didalam ruang penyimpanan aneka benda tajam itu, Syilla tampak berkeliling mencari jenis pedang yang cocok untuknya.Terlihat banyak sekali koleksi aneka pedang dan pisau tertata rapi dalam ruangan yang lebih mirip museum senjata tajam itu. Syilla yang tak pernah melihat benda-benda aneh itu hanya bisa berseru dengan mata berbinar-binar."Kak.""Hm.""Ini pedang jenis apa? Kenapa bentuknya aneh sekali." Tunjuk Syilla saat melihat ruangan kotak kaca yang terpajang sebuah pedang kembar di dalamnya."Hm.. ini Hook Sword, atau bisa disebut Twin Hooks, Fu Tao, Hu Tou Gou atau juga Shuang Gou. Sepertinya namanya yang tertera." Jeda Izzuddin yang akan menje
Izzuddin hanya menggelengkan kepala samar akan tingkah istrinya, lelaki itu berjalan santai hendak mendekat. Tetapi, sebuah mata bilah pedang hampir menusuk jantungnya. Izzuddin melirik sekilas besi tajam itu, kemudian menatap tenang si pelaku menodong."Jangan mendekat, atau pedang ini akan menusuk jantungmu." Desis wanita cantik itu dengan nada sinis, Izzuddin menyeringai."Tusuk saja, saya ikhlas." Jawab Izzuddin terkesan santai. Mendengar jawaban tenang dari lelaki itu, Syilla sang penodong langsung mengubah posisi bilah pedangnya ke leher lelaki itu dalam gerakan cepat. Tanpa ragu Syilla sedikit menekan bilah pedangnya disana, terdapat cairan merah merembes di pedang itu juga leher Izzuddin.Lelaki itu memejamkan kedua manik coklatnya dengan tenang, tanpa perlawanan atau meringis kesakitan, seakan-akan itu sudah biasa.Sebuah dosa yang tak pantas mendapatkan ampunan, kini terasa seolah luruh secara berlahan dengan rembesan cairan merah segar itu memb
Di taman hijau dengan dikelilingi berbagai aroma bunga bermekaran, Syilla sudah berdiri menantang Lord Yakuza, tak lupa kedua tangannya memegang erat pedang pokyam merah. Sementara Yoshi tampak berdiri tenang sambil melipat tangan di dada. Lelaki berwajah orisintal khas Jepang itu seperti tak berminat bermain pedang dengan istri seorang Izzuddin Elbarak, bahkan katana kesayangannya saja masih diam mendekam dibalik punggungnya."Sudah siap bertanding, Nyonya?" Yoshi tampak menampakkan tampang meledek ketika menyaksikan wanita hamil di depannya itu terlihat begitu antusias.Syilla yang mendengar ledekan itu hanya menaikkan sebelah alisnya."Sepertinya, wanita hamil itu harus duduk manis diatas sofa. Tapi, kenapa wanita hamil yang satu ini malah minta latihan pedang? Apa nggak takut keponakan saya itu tiba-tiba jatuh di lapangan?""Jangan meledekku, atau ku pengal kepalamu sekarang juga." Sembur Syilla mulai kesal."Aduhh.. jadi takut ini, tapi kasiha