Share

Part 145 Kecewa 2

Sementara Delia yang kecewa, hanya berusaha untuk membuat dirinya kembali tenang. Ia paham posisi Barra. Ia mengerti dengan keprofesionalan yang berusaha di jaga suaminya. Namun ia juga tidak memungkiri kalau hatinya sangat kecewa. Apalagi merasa dibohongi apapun alasan Barra harus berbohong padanya.

Kepergian Melia memang sudah takdir, tapi caranya pergi yang membuat Delia butuh beberapa tahun lagi untuk benar-benar bisa menghilangkan traumanya. Peristiwa kelam itu sampai kapanpun rasanya tidak akan pernah bisa ia lupakan. Namun pasti bisa ia terima dengan lapang dada tanpa trauma. Hanya butuh waktu untuk itu.

Satu jam saling diam dan hanya dibatasi tembok. Akhirnya Barra bangkit dan membuka pintu ruang kerja perlahan lalu menghampiri Delia yang diam memejam. "Sayang, Fia nangis," ucapnya pelan.

Tanpa memandang sang suami, Delia bangkit dan langsung naik ke kamar anak-anak. Sedangkan Barra kembali menunggu di sofa luar sambil menikmati suara derasnya hujan di luar.

* * *

Pagi yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
bisa tambah murka nih Delia kalau tau ada tiara dikantor Barra
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
untung barra tegas, daripada rumahtangga runyam mending distop aja tuh kerjsamanya dg mahika
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
jgn ngambek terus delia...kasian bara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status