Share

Part 25

“Iya, terima kasih banget, Om—“

“Hus! Ayah, jangan om. Nggak enak didengarnya.” Ayah memotong ucapan Faniza. Kemudian, bibirnya pun mengembang.

“Iya, Yah. Terima kasih. Pasti aku akan selalu mendokan kedua orang tuaku.” Faniza pun ikut tersenyum.

Suasana seperti ini yang sangat kudambakan. Jika nanti kebohongan kami terbongkar, mereka pasti akan sangat murka. Semoga aku bisa menutupinya lebih lama lagi.

“Ibu lupa, nggak tanya nama orang tuamu. Mereka namanya siapa?”

Aku melihat Faniza untuk memastikan apakah dia siap untuk menjawab semua pertanyaan itu. Sepertinya dia baik-baik saja. Bibirnya pun masih dihiasi oleh senyuman cantiknya.

“Kebetulan ayahku namanya sama kayak ayahnya Zidan.”

“Wah, masa sih? Nama Aya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status