Share

Bab 5. Kenekatan Angkasa

Angkasa menghela napas terlebih dahulu dan berusaha meyakinkan diri bahwa inilah yang terbaik untuk dirinya terlebih keluarganya.

"Kami....telah melakukan sesuatu hal yang seharusnya baru boleh di lakukan oleh pasangan suami istri!"

DUAR!

Iriana yang semula hanya diam menyimak, tampak syok begitu mendengar kalimat tersebut.

"Apa maksud kamu?" teriak Talita yang merupakan kakak kandung Kanaya dan terlihat tidak terima.

"Sebaiknya, Kanaya juga harus ada di sini. Saya ingin segera membicarakan soal pernikahan ini karena takut kalau..."

PLAK!

"Kurang aja kamu!"

"Hey!" kata Daniel yang seketika gusar.

Angkasa memberikan kode mata kepada Daniel untuk tenang dan dia tidak apa-apa meskipun di tampar oleh Irwan. Daniel akhirnya mundur. Mereka tidak tahu saja siapa yang barusan mereka tampar.

"Anda benar-benar terlalu baik bos!" kesal Daniel dalam hati sebab ia benar-benar ingin menghajar Irwan yang telah seenaknya saja menempeleng wajah bosnya.

"Dengan segala kerendahan hati, kita harus segera membicarakan masalah ini!" sambung Angkasa yang entah bagaimana bisa masih bisa terlihat tenang.

"Anak kurang ajar, panggil anak itu kemari!" teriak Irwan yang suaranya makin menggema di ruangan. Iriana terisak-isak, sementara Talita lari ke dalam untuk memanggil biang kerok.

Talita yang melihat Ayahnya marah langsung berlari. Ia menuju kamar adiknya yang ternyata masih tidur.

"Naya, Naya bangun!" ucap Lita mengguncang tubuh adiknya yang bergulung selimut.

"CK, ad apa sih Kak?"

"Naya ini serius kamu harus bangun. Ada laki-laki datang kemari namanya Asa, dia bilang ke Ayah kalau kalian sudah melakukan hal tidak benar itu!"

"Hah, hal tidak benar apa?" Naya sontak bangun dengan wajah kebingungan.

"CK, Duh, buruan kamu keluar dulu deh. Ayah ngamuk!"

Ia lanta buru-buru mencuci wajahnya dan berlari segera ke ruang keluarga. Ketika ia datang, ia mendelik demi melihat Angkasa yang sudah ada di rumahnya.

"Kamu, ngapain kamu ke sini?"

Namun sebelum mulut Angkasa menjawab pertanyaan sinis Kanaya, sebuah tamparan rupanya lebih dulu mendarat di pipi Kanaya.

PLAK!

"Ayah!" teriak sang Istri hendak melerai namun sia-sia.

"Anak kurang ajar kamu. Begini kekakuan kamu di luaran sana, hah?" maki Irwan yang matanya sudah merah.

Angkasa tiba-tiba menjadi kasihan saat melihat wajah mulus Kanaya di tampar oleh Irwan. Pun dengan Daniel.

"Ayah, kenapa Ayah tiba-tiba tampar Naya?"

"Lihat ini!" teriak sang Ayah menunjukkan sebuah gambar kepada Kanaya.

Air mata Kanaya langsung merembes ketika melihat foto yang kemarin di ancam kan kepadanya, kini ada di genggaman tangan sang Ayah.

"Kau, kau benar-benar menjebakku!" kata Kanaya menatap geram ke arah Angkasa yang diam misterius.

"Ayah tidak mau tahu. Kalian harus segera menikah. Ayah tidak mau sampai keluarga kita tercoreng namanya!"

"Aku sudah punya pacar Yah. Aku tidak kenal sama dia!" tunjuk Kanaya pada Angkasa.

"Tidak kenal tapi sudah berhubungan badan? Ayah sama sekali tidak percaya sama kamu!"

Maka Kanaya tetap pada posisi yang kalah.

"Aku benci kalian semua. Kalian tidak ada yang pernah mau dengar apa kata Naya!"

Di dalam mobil.

"Apa perlu saya balas orang yang menampar anda tadi Bos?" ucap Daniel sesaat setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Tidak perlu. Hal ini tidak ada apa-apanya buatku. Yang penting Tiara tetap bahagia!"

Angkasa benar-benar nekat kali ini. Ia bahkan mempertahankan nama baiknya andai Irwan sadar siapa dirinya. Tapi sebelum itu semua terjadi, ia akan lebih dulu membawa Kanaya pergi agar rumah tangga adiknya selamat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status