Share

Pelarian Kinara

Kinara berlari ke dalam kamar, mengunci pintunya, agar tidak ada yang bisa mendengar isak tangisnya. Kinara sudah tidak bisa membendungnya lagi, meskipun dirinya berpura-pura tegar di depan Bayu, namun tak bisa dipungkiri, hatinya tetap merasa sakit.

Sakit itu begitu menusuk hati, hingga terasa begitu nyeri. Kinara menangisi dirinya yang terlalu bodoh selama ini, dirinya terus dibohongi oleh Bayu, bahkan dirinya tidak memiliki harga diri di depan mantan suaminya itu. Hati nuraninya tetap merasa iba dengan tangis Bayu, padahal dirinya pun tidak mengetahui tangisnya itu asli atau palsu. Karena selama ini, Bayu selalu menampakkan kepalsuan di depannya.

Kinara menghapus air matanya secara kasar, terus memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Harus tetap pergi, meskipun perih, namun itu akan menjadikannya lebih kuat di kemudian hari.

Kinara menatap sang putra yang tengah tertidur pulas di atas tempat tidur, membuat dirinya cukup terenyuh. Semoga Nathan dan dirinya akan mendapatkan kehidu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status