VOTE YA
Begitu ada sedikit kesempatan untuk sedikit berkelit, Amanda segera menggigit lengan besar yang menjeratnya."Oh, tidak!" pekik Amanda yang malah diangkat lebih tinggi."Turunkan aku!" Amanda berteriak lagi.Mulut Amanda sudah tidak dibekap lagi tapi tetap ditenteng dengan enteng untuk dibawa masuk ke dalam kamar. Di sela kesibukannya untuk berontak, Amanda mendengar suara berdebum dari daun pintu yang ditutup kasar."Aku tidak takut denganmu, Brengsek!" Amanda makin berteriak dan, "Ao!" dia memekik lagi begitu merasakan sengatan panas dari telapak tangan besar yang baru memukul bokongnya.Tubuhnya Amanda juga langsung dilempar ke atas ranjang sampai terpantul."Kau memang terkutuk, Dominic Rodriguez!" Bibir Amanda masih berdesis-desis sambil meraba pinggang serta bokongnya yang baru terpental.Dom menurunkan hoodie hitam yang menaungi kepala serta siluet kontur wajahnya dengan bayangan gelap, Dom juga segera membuka maskernya untuk menatap Amanda. Amanda langsung bangkit berdiri untuk
"Ada yang coba masuk ke laboratorium, aku harus pergi!" Dom segera berpakaian dengan cepat meninggalkan Amanda yang masih bingung."Berjanjilah kau akan segera kembali," mohon Amanda.Dom terhenti untuk berpaling lagi pada wanitanya kemudian merangkak ke atas ranjang dan mencium Amanda sekali lagi."Aku, akan pulang untukmu!"*****Amanda masih sangat khawatir, apalagi dia juga belum bisa menghubungi Moly sejak tadi pagi. Sudah lebih dari sepuluh kali Amanda coba menelpon gadis itu tapi sama sekali tidak bisa terhubung. Moly memang sedang mematikan ponselnya karena semua yang bekerja di laboratorium sedang di isolasi setelah peristiwa pencurian formula yang dilakukan oleh anak buah George Loghan.Amanda masih duduk di dekat jendela dengan berbagai pikiran gusar. Tangan Amanda terus menggenggam ponsel yang juga tidak kunjung bergetar seperti yang dia harapkan. Amand butuh kabar tentang suaminya."Bunda, Kak Sisi akan pergi ke pantai apa kita boleh ikut?" Flin dan Evan kembali rewel ingi
"Amanda, maaf aku baru bisa menghubungimu.""Oh, Tuhan akhirnya aku mendengar suaramu." Amanda merasa lega begitu akhirnya Moly menelpon."Aku ikut di isolasi bersama semua orang yang bekerja di laboratorium.""Sejauh mana Dom mengetahui rencana kita?" Amanda buru-buru memastikan."Mengenai Anelies masih aman, aku hanya memberitahunya sebagian.""Oh, Tuhan ..." Amanda kembali merasa lega. "Lalu bagaimana perkembangannya?""Mereka masih melakukan pelacakan, kau jangan cemas karena yang berhasil dicuri cuma formula palsu.""Formula palsu?" Amanda juga heran."Ya, Dom mengunakan umpan untuk melacak balik pergerakan targetnya. Mereka akan segera menemukan George Loghan!""Aku tetap sangat mencemaskan Dom.""Jangan cemas, Amanda. Brandon Lington juga sudah sangat berhati-hati dan waspada, dia tidak akan sembarangan untuk keselamatan Dom. Dom bersama pengawal berkemampuan khusus, Nathan bisa menangani semua ini. Dom punya tim yang solid, kita pasti menang!"Moly sangat optimis meski kepala A
Dom menyembunyikan formula yang asli di sebuah ruang bawah tanah dengan kedalaman ratusan meter di bawah pondasi hotel Royal Global miliknya. Sebuah banker dengan sistem sekuriti paling canggih yang sebenarnya memang mustahil untuk bisa ditembus. Tapi serapi apapun sebuah rencana kadang tetap sangat mungkin terjadi hal-hal tidak terduga.Anelies bisa dengan mudah mendapatkan akses masuk hanya dengan membaca isi pikiran Moly. Anelies melihat beberapa penjaga khusus dengan pakaian karyawan hotel, sangat tidak mencolok tapi Anelies bisa mengenali masing-masing dari mereka serta tugasnya."Kau mau ke mana?" tanya salah seorang petugas dapur hotel ketika melihat Anelies membawa ember menuju pintu darurat."Ada tamu yang melapor, ada muntahan di lantai basemen." Anelies berbohong dengan pakaiannya yang ia curi dari petugas kebersihan. Anelies juga menunjukkan kode tertentu mengunakan gerakan jarinya.Pekerja dapur itu cuma mengerutkan Alis kemudian mengangguk untuk mempersilahkan. Anelies me
Amanda baru menyeduh teh panas untuk dia minum sendiri ketika Sisi mendengar suara cangkir kaca yang berdenting pecah di lantai. Sisi segera berlari turun dan melihat bundanya sudah terjatuh lemas tidak sadarkan diri."Bunda!" teriak Sisi langsung berlari pada Amanda yang pingsan dan berteriak-teriak memanggil semua orang.Amanda segera di larikan ke rumah sakit, Sisi yang sangat ketakutan menelpon Ardi untuk menyusul mereka. Ardi juga segera tiba beberapa saat kemudian. Sisi langsung menangis memeluk ayahnya."Apa yang terjadi dengan bunda, Ayah?""Bunda sudah ditangani, bunda akan baik-baik saja." Ardi menarik Sisi untuk dia ajak duduk dan dia peluk erat-erat.Sisi tetap putri Ardi dan Amanda tetap satu-satunya wanita yang Ardi cintai. Walau mereka sudah tidak mungkin menjadi keluarga seperti dulu lagi, tapi mereka tetap akan saling menjaga."Aku takut." Sisi masih menangis."Bundamu akan baik-baik saja."Rasanya sudah sangat memilukan dan mereka masih belum ada yang tahu jika hal y
Semua penglihatan Anelies benar-benar tetap terjadi tidak perduli segigih apapun Amanda coba menghentikannya. Yang lebih mengejutkan ternyata justru tindakan Amanda sendiri yang membawa nasib Dom berakhir seperti apa yang sangat dia takutkan. Sebuah ledakan dahsyat telah terjadi dan Dom pilih mengorbankan diri untuk menyelamatkan nyawa gadis itu. Kejadiannya sama persis seperti yang juga pernah dilihat oleh Jared pada saat dirinya berkelahi dengan Dominic Rodriguez. Waktu itu Jared masih belum paham kenapa Dom mau menyelamatkan putrinya. Yang pasti Dom merasa harus bertanggung jawab atas semua tindakan Amanda. Jika Anelies sampai ikut celaka itu juga karena kecerobohan Amanda. Amanda benar-benar kurang perhitungan ketika melibatkan kepolosan seorang gadis muda dalam rencana berbahaya. Dom langsung melemparkan tubuhnya tanpa berpikir dua kali karena dia juga punya anak gadis, dan dia juga seorang ayah. Waktu itu Dom hanya berpegang pada satu keyakinan, jika semua pengorbanannya tidak a
"Dom sempat mengalami kerusakan tingkat sel yang sangat parah, meski berhasil diperbaiki kembali tapi sepertinya dia kehilangan beberapa ingata masa lalunya. Biasanya hal seperti itu hanya bersifat sementara karena syok dan masa pemulihan pasien, namun untuk kasus ini kami perlu observasi lagi karena kami belum tahu sejauh mana tubuh Dom dapat beradaptasi. Jika kulihat sekilas, sepertinya dia cenderung mempertahankan memory yang kuat. Dia tidak lupa keluarga dan sebagian masa lalunya, Dom hanya lupa hal-hal yang tidak terlalu penting dan mungkin sebagian lagi hal-hal yang memang tidak ingin dia ingat."Nathan coba menjelaskan apa yang tadi juga telah dijelaskan oleh Jane padanya."Kurasa tidak masalah selama dia tidak kehilangan kemampuan intlektualnya." Brandon harus memastikan Dom cukup aman untuk mereka lepaskan."Hal seperti itu jarang terjadi, bahkan untuk pasien dengan kehilangan ingatan total."Jared ikut menyimak tapi belum berkomentar karena pikirannya juga masih terbagi denga
Dom ikut pulang bersama Amanda dan tinggal di rumah mereka berdua tanpa pengawalan khusus lagi seperti dulu. Dom juga merasa tidak nyaman terus diikuti, dia ingin hidup normal."Di mana suamiku?" tanya Amanda pada pengurus rumah yang baru merapikan meja bekas sarapan."Baru saja keluar nyonya."Amanda segera ikut keluar ke arah garansi yang tadi ditunjukkan asisten rumah tangganya."Evan, kau mau ke mana?" Amanda heran melihat suaminya memakai jaket kulit dan menenteng helm."Aku keluar sebentar.""Dengan motor?" Amanda masih heran hingga cuma bisa berkacak pinggang di dekat anak tangga garasi."Ya, ini lebih mudah dan cepat." Dom terlihat santai seolah orang lain tidak akan merasa aneh melihatnya berkeliaran dengan motor."Tapi lebih aman memakai mobil."Amanda tetap menyarankan untuk memakai mobil. Namun, justru Dom yang balas menatap Amanda dengan aneh, kemudian tersenyum."Aku biasa membawa motor, Amanda. Jangan berlebihan ...""Oh, sial!" Amanda kembali menepuk jidatnya sendiri.