Share

29. Takut Berpisah

"Sini!"

Kakiku terseret oleh langkah. Zen tak kira-kira saat harus menarikku ke belakang.

Ceklek...

"Aduh, kotor banget."

Zen mengeluh karena lantai kamar cukup kotor. Lantai kamar ini nampak seperti sudah beberapa hari tak disapu. Ranjangnya diisi oleh kasur kapuk yang digulung sampai di ujung ranjang.

"Ada apa, Zen?" tanyaku heran. Kenapa juga Ia membawaku masuk ke kamar dengan terang-terangan, di hari masih terang pula.

"Enggak apa-apa, Sayang."

Zen langsung memelukku, kemudian mengecupi pucuk kepalaku. "Ya Tuhan, apa sesiang ini dia akan meminta jatah dariku? Aduh, memikirkannya saja Aku takut. Bagaimana ini?" gumamku di dalam hati, seraya menutup mataku.

Tok... tok... tok

"Masuk saja, Bu. Enggak dikunci," ucap Zen.

Krieettt...

Pintu pun langsung terbuka, berganti dengan wajah bu Asih yang kini tersenyum melihat kami.

"Anak Ibu senang banget," ucapnya sambil berseri-seri.

Aku berusaha melepaskan pelukan Zen, malu dilihat sama bu Asih. Hanya saja, Zen tidak melepaskan pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status