Share

30. Pernyataan Perang

"Maksudnya apa?" tanyaku berusaha sedatar mungkin. Bahkan, Aku kembali sibuk untuk membereskan memasang seprai. Rasanya, Aku ingin segera beristirahat untuk sekedar melepas lelah yang melanda.

"Nanya maksudnya? Masa iya babu enggak ngerti!" ucap Dina lebih ketus lagi.

Aku tetap cuek, bahkan kali ini Aku tak menyahut ucapannya sama sekali. Biar saja jika Ia mau bicara, biarlah Ia bicara sama tembok. "Atau kalau enggak, please talk to my hand. Hahahahahaha... " teriakku dalam hati.

Terbukti setelah ku diamkan, Dina semakin menjadi. "Heh, kamu itu budeg, gagu atau tuli sih?" pekiknya seperti sedang datang bulan, amarahnya full. Ia pun mendekat dan hendak memukulkan sapu ke bagian kakiku.

"Jangan sekalipun kamu ngancem Aku. Karena apa? Karena Aku enggak takut, juga karena Aku bisa yakinkan Zen buat nendang lu dari sisinya. Paham lu?!" ucapku panjang lebar, menghentikan gerakan tangannya yang sudah mengapung di udara.

Wajah Dina beg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status