Share

Mengalah Demi Kakak Ipar

Teriakan Sinta dari dalam kamar membuat seluruh penghuni rumah bergegas menghampirinya. Wanita itu berdiri di atas kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Rambutnya yang panjang hampir sepinggang tampak kusut.

"Kenapa, Sayang?" tanya Hasan dengan nada khawatir. Sebelumnya, dia dan Pak Jaya masih menonton siaran langsung sepak bola nasional. Kedua anak mereka tertidur di depan televisi.

"Itu, Mas, ada kecoa!" rengeknya. Dia menunjuk sudut ruangan yang terhimpit lemari pakaian.

Empat orang yang berjejal di ambang pintu mengedarkan pandangan. Mereka tidak mendapati hewan berwarna cokelat yang biasanya identik dengan tempat yang kotor tersebut.

"Mana? Nggak ada," sanggah Hasan.

"Tadi beneran ada, kok!"

"Seumur-umur tidur di sini, Ibu juga belum pernah lihat kecoa," sahut Bu Retno.

Kamar yang mereka pakai memang sebenarnya adalah kamar Bu Retno. Dia tidak sekamar dengan Pak Jaya karena lelaki itu sering butuh kipas angin untuk meredam gatal pada kulit. Bu Retno sendiri tidak terlalu ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status