Share

Penyesalan Datang Terlambat

"Mbak, tolonglah aku ...." Nada suara Kayla terdengar putus asa.

Sabrina menggeleng keras, berpikir selogis mungkin dan mengedepankan akal sehat. Saat ini, hati nurani harus mengalah terlebih dahulu agar hidupnya ke depan tidak makin runyam.

"Maaf, Kay, aku tidak bisa menemanimu ke luar negeri. Aku mungkin bisa memberi bantuan lain, tapi tidak untuk mengantar mamimu berobat."

"Mbak Bina nggak kasihan sama aku? Papiku tergila-gila sama perempuan muda. Mamiku stress karena perempuan itu minta mahar nggak kira-kira. Terus tadi siang, Mbak Bina juga menolak datang waktu dijemput sopirku!"

Sabrina mengawasi sekitar, takut-takut kalau Alifa atau orang tuanya bangun. Isi kepalanya seperti benang kusut.

"Kay, ingat, aku bukan siapa-siapa! Kamu masih punya ayah, punya banyak pembantu, dan punya kerabat baik dari pihak ayah atau ibu."

"Semuanya aja ... Semuanya aja pergi ninggalin aku!" seru Kayla histeris.

Sabrina tidak tahu apakah ada yang menemani gadis itu di rumah sakit, tapi emosinya jela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status