Share

18. Bunuy Dili

Saya sarankan untuk tidak tertawa cekikikan malam Jumat sendirian. 

Selamat membaca.

Iring-iringan mobil yang angkutan yang ditumpangi para tetangga Satria akhirnya sampai di halaman luas rumah pria itu. Satu per satu turun dengan wajah sedih dan tanpa berani bercakap-cakap. 

Begitu juga Satria dan ibu, serta Ramlan yang turun dari taksi online. Ketiganya turun dengan wajah masam.

"Habis ngelamar apa habis ngelayat sih? Mukanya kek batu nisan semua," celetuk Mak Piah yang bisa bicara dengan betul karena pasti gigi palsunya terpasang dengan baik. Semua orang menoleh sekilas, lalu membuang pandangan dan berjalan ke rumah masing-masing. Begitu pun Satria dan Bu Mae. Hanya Ramlan yang masih memperhatikan Mak Piah dan sedikit bergidik ngeri kemudian. 

"Bos, gue kasih tahu aja lu ya. Hati-hati sama nenek grandong di sebelah. Dia sepertinya bukan cuma seorang nenek biasa, tetapi nenek ... nenek ... Ish, itulah pokoknya. Jangan sampai lu ben

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Nur Azizah Bunga Insana
cape ketawa
goodnovel comment avatar
Nury
edyan ih..wkwkwkww
goodnovel comment avatar
Asih kaliwedi
yg penting bisa baca dpat hiburan bang hhaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status