Share

Part 4

"Kakek pikir, kau sudah menganggap Kakek mati."  Kakek Andreas menatap Gavriel yang sedang menikmati makan malamnya. Sepulang kerja, dia memutuskan untuk pulang ke rumah Kakeknya. Sekalian untuk melihat keadaan Kakek.

Sudah hampir satu bulan dia tidak berkunjung, karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.

"Aku cukup sibuk akhir-akhir ini." Katanya. Dia menikmati makanannya dengan lahap, dia merindukan masakan rumahan seperti ini, sop panas, dengan lauk ayam goreng, telor balado dan sambal. Menu yang tidak pernah dia makan saat dia di kantor dan di apartemen.

"Ada masalah di kantor?" Kakek meraih gelasnya dan meneguk minumannya perlahan.

"Tidak ada. JS Group aman di bawah kendali ahli warisnya." Sahutnya bangga.

"Delon sudah menikah, lalu kapan kau akan menyusulnya?" Tanya Kakek tiba-tiba.

"Kenapa tiba-tiba bahas pernikahan?" Nafsu makan Gavriel hilang karena pertanyaan itu.

"Kau bilang tidak ada masalah apapun di kantor, itu artinya kau bisa mencari perempuan yang bisa kau nikahi, kau mau Kakek mengatur kencan buta untukmu?"

"Kakek sudah tua, jangan memusingkan sesuatu yang bisa aku selesaikan sendiri. Nikmati saja masa tua Kakek, dan jangan lupa untuk check up. Sudah beberapakali Dokter Handoko menghubungiku, kakek selalu membatalkan jadwal untuk check up."

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan. Umurmu sudah 30 tahun, sudah waktunya untuk menikah. Kenapa kau tidak menikah saja dengan gadis yang dulu pernah berkencan denganmu."

"Siapa? Aku tidak pernah berkencan dengan siapapun."

"Model JS Group. Dulu beritanya sangat heboh, ahli waris JS Group berkencan dengan seorang model ternama, siapa nama model itu?" Kakek Andreas mencoba mengingat nama model yang dulu bekerja untuk JS Group.

"Mantan model JS Group. Perempuan itu sudah membatalkan kontraknya dan sekarang JS Group sudah memiliki model yang baru."

"Kenapa di ganti? Bukankah karakternya cocok dengan produk-produk JS Group?" Tanya Kakek dengan alis berkerut. Dia ingat peningkatan penjualan brand JS Group sangat tinggi saat itu.

"Ada yang lebih cocok," Gavriel mengambil ponselnya lalu menunjukan foto Daniella padanya. "Karakternya cocok sekali dengan JS Group." Dia meyakinkan Kakek, jika penjualan produk terbaru mereka akan sama hasilnya bahkan lebih tinggi saat mereka menjadikan Daniella sebagai modelnya, apalagi kualitas produk mereka sangat bagus.

Kakeknya terdiam sebentar. "Sepertinya kakek pernah melihat dia." Kakek mengambil kacamata dan memakainya agar dia bisa melihat dengan jelas.

Gavriel mengulurkan tangannya untuk meminta ponselnya, namun Kakek Andreas tidak memberikannya karena dia masih memperhatikan wajah Daniella. Dia yakin pernah melihat dan bertemu dengan Daniella.

"Dia teman kuliah Gavriel. Mungkin Kakek pernah melihatnya saat upacara  kelulusanku."

"Upacara kelulusan?" Kakek Andreas mencoba mengingat-ingat. "Ah, dia cucunya Michael." Katanya sambil tersenyum sumringah.

"Michael?"

"Ya, dia temanku."

Raut wajah Kakek terlihat senang dan Gavriel tau apa arti kesenangan di wajah Kakeknya itu.

"Jangan pernah berniat untuk menjodohkan aku dengannya. Aku tidak perduli entah Kakek berteman dengan Kakeknya atau apapun, jangan pernah menjodohkan aku dengannya." Gavriel menolak keras yang namanya perjodohan.

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Kau mengatakannya karena kau mau Kakek melakukannya? Kakek akan melakukannya dengan senang hati."

"Aku menebak arti senyuman di wajah Kakek."

"Kalau kau mau di jodohkan, Kakek akan menghubungi Michael untuk mengatur semuanya. Seharusnya aku melakukannya sejak lama. Bagaimana bisa aku lupa kalau Michael punya seorang cucu yang cantik."

"Kalau Kakek melakukannya, silahkan cari penerus untuk JS Group."

Kakek langsung terdiam, ahli warisnya hanya Gavriel, dia tidak mungkin memberikan perusahaannya kepada orang lain. Sebelumnya juga Gavriel tidak ingin menjadi penerus Kakeknya, tetapi melihat perjuangannya untuk JS Group, akhirnya dia mengalah dan setuju.

Selesai makan dan berbincang dengan Kakek, Gavriel pergi ke kamarnya. Dia berbaring di kasur sambil memainkan ponselnya.

Sebuah pesan masuk membuatnya senang.

"Makanya, jangan berani menyentuh semua hal atau siapapun yang sudah menjadi milikku." Katanya.

***

"Nak, kau kenal Gavriel?" Tanya Kakek saat Daniella kembali dari rumah Agatha.

"Ya, dia teman sekampus Daniella. Kenapa Kakek tiba-tiba tanya tentang Gavriel?"

"Tidak apa-apa. Kakek hanya teringat saat menghadiri acara kelulusan kalian."

Kalau sudah tau satu kampus kenapa tanya lagi. Daniella menggerutu dalam hatinya.

"Bagaimana pemotretannya? Semuanya berjalan lancar?"

"Kok Kakek tau, hari ini aku ada pemotretan?" Daniella meletakan tasnya di sofa dan duduk di sebelah Kakeknya. "Kakek menyuruh orang untuk mengikutiku?" Tanya Daniella curiga. Karena, terkadang Kakek suka melakukan hal itu.

Kakek mengibaskan sebelah tangannya. "Pria yang tadi menjemputmu yang mengatakannya pada Kakek. Bagaimana pemotretannya? Bukannya menyenangkan bisa jadi bagian dari JS Group?"

Daniella menyenderkan kepalanya di bahu Kakek. Dia mengadu pada Kakek kalau dia sangat lelah dan merasa tidak di hargai selama pemotretan.

"Siapa yang mengatakannya? Berani-beraninya dia mengumpati cucuku." Kakek sangat marah, karena selama ini, dia tidak pernah marah pada Daniella, karena dia tau perasaan cucunya sangat rapuh.

"Aku sudah tidak apa-apa. Lagipula aku tidak akan melakukan pemotretan lagi. Hari ini aku melakukannya karena Gavriel."

Mendengar nama Gavriel, raut wajah Kakek berubah cerah.

"Dia yang memintamu menjadi model di perusahaannya?"

"Bukan meminta, lebih tepatnya menyuruh."

"Itu artinya hubungan kalian sudah sangat dekat?"

"Tidak. Kami tidak pernah dekat. Insiden 5 tahun  lalu yang membuatku ku harus menuruti apa yang dia katakan."

"Insiden apa?"

Karena bukan soal uang, dia pun cerita pada Kakek, tentu saja dia akan menyembunyikan cerita tentang ciumannya.

"Wahh kalau begitu, kamu harus bertanggung jawab. Ini bukan masalah Kamu bisa mengganti semuanya dengan uang, tetapi ini tanggung jawab dan kewajiban kamu untuk membayarnya dengan cara apapun seperti yang kamu katakan dulu. Kamu harus bertanggung jawab untuk apa yang sudah kamu buat dan kamu ucapkan."

"Seandainya saat itu aku tidak mengucapkan kata-kata itu dan langsung mengganti semuanya dengan uang, pasti aku tidak akan terjebak dalam kehidupan Gavriel."

"Syukurlah, karena dulu kamu melakukan hal yang tepat."

Daniella mengangkat kepalanya dan menatap Kakek. "Kenapa Kakek malah bilang begitu? Kakek mau aku di tindas sama Gavriel?"

"Tidak, siapapun tidak boleh menindas cucu kesayanganku." Katanya.

"Aku mau ke kamar dulu, mau tidur mau ngilangin semua kepenatan hari ini. Kakek juga harus tidur sekarang, jangan kelamaan nonton TV." Dia mematikan televisi yang masih menyala dan menyuruh Kakek untuk kembali ke kamar.

Setibanya di kamar, Kakek tidak tidur. Dia tampak bahagia. Dia mengambil ponselnya dan menelpon Kakek Andreas.

"Kau tau, apa yang terjadi pada mereka adalah sebuah petunjuk kalau mereka berdua berjodoh. Kita harus bergerak cepat supaya mereka berdua selalu bertemu dan cinta bisa tumbuh di hati mereka." Kata Kakek Michael penuh semangat.

"Tapi, jangan sampai mereka tau kalau kita merencanakan perjodohan ini. Cucuku bisa ngamuk dan tidak mau meneruskan JS Group lagi. Kita harus membuat semuanya terjadi seperti sebuah kebetulan."

Kakek Michael yang sedang asyik telponan dengan Kakek Andreas, tiba-tiba terdiam ketika Daniella masuk ke kamarnya.

"Kakek telponan sama siapa? Ceria sekali." Tanya Daniella penasaran. Ia pergi kearah meja kecil yang ada di samping kasur Kakek, ia membuka lacinya dan mengeluarkan beberapa obat. Dia menatap Kakek seakan menyuruh Kakek untuk mengakhiri panggilannya dan minum obat.

Tanpa mengatakan apapun, Kakek langsung menutup telponnya.

"Aku seperti memergoki anak muda yang sedang jatuh cinta." Goda Daniella, karena ekspresi Kakek seperti anak muda yang ketahuan sedang pacaran sama Ibunya.

Kakek tidak menjawabnya, dia menerima obat yang sudah di siapkan oleh Daniella dan menelannya.

Kakek tiba-tiba menghela napas panjang.

"Seandainya kamu sudah menikah .... "

"Kakek mau minum lagi?" Tanya Daniella. "Kalau tidak, sekarang Kakek tidur dan jangan mikirin hal-hal aneh." Daniella menyuruh Kakek untuk baring ke kasur. Kakek menurut dan membiarkan Daniella menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Daniella akan selalu mengalihkan topik saat Kakek membicarakan soal pernikahan. Untuk sementara Kakek akan menjalankan rencananya dengan Kakek Andreas.

Buat semuanya seperti sebuah kebetulan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status