Share

Bab 27-2

Elia sedang meringkuk di sofa besar kamarnya yang menghadap taman kecil dengan mata terpejam ketika Wirasena masuk. Pria itu berjalan mengendap menghampiri Elia dan berdiri diam memperhatikan wajah cantik yang semakin hari semakin tirus, tapi membuatnya rindu ingin terus melihat.

Tangan Wirasena tidak tahan untuk tidak menyentuh anak rambut yang berjatuhan di dahi Elia. Kakinya menekuk ke depan, mengikis jarak antara mereka. Pelan, ujung jari Wirasena menyingkirkan anak rambut Elia.

“Benarkah kamu anak ayahku?” gumam Wirasena sedih.

Buku jari luarnya turun mengusap lembut pipi Elia. Rasa geli membuat mata Elia mengerjap dan terbuka perlahan.

“Prof?”

Cup.

Mata yang masih redup karena kantuk seketika terbuka lebar akibat kecupan bibir Wirasena di bibirnya. “Mas Wira!”

“Bagus,” sahut Wirasena datar seraya duduk menghimpit tubuh Elia sambil berhadapan. “Ada hal penting yang ingin aku tanyakan.”

Elia menarik tubuhnya duduk sembari menutup hidungnya, membuat Wirasena mendengus dan beringsut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status