Share

Bab 30

Selesai mengganti kemeja basah Elia, Wirasena menutupi Elia dengan selimut dan beralih ke celana. Jarinya ragu sejenak, diam di atas pengait celana katun istrinya. Kepalanya tertunduk dengan mata terpejam, membulatkan tekad dan keberanian.

“Maaf,” lirihnya sambil mulai bekerja.

Gerakan jarinya ragu melepas pengait celana Elia. Hatinya kebat-kebit mengingat kejadian malam itu. Meskipun dalam kondisi setangah sadar, otak cerdas Wirasena mengingat setiap detail peristiwa dan jengkal kulit Elia.

“Ish!” gerutunya, ketika zipper celana itu tersangkut dan sulit lepas. “Ayolah …!” keluhnya.

“Kenapa, Pa?” tanya Mika penasaran sambil menengok ke belakang.

“Lihat depan!” tukas Wirasena datar.

Perhatiannya tetap tertuju pada masalah yang menunggunya di balik selimut. Jantung Wirasena berdegup kencang manakala buku jarinya tidak sengaja menyentuh kain berenda di balik celana katun.

“Sial!” umpatnya lagi.

“Papa,” tegur Mika dengan kepala tetap menghadap lurus ke kaca belakang mobil. “Oma bilang, ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status