Ramdan menghela napas panjang, berkali-kali ia menghubungi nomor ponsel Akira namun tak ada jawaban. "Kemana kamu Akira?" gumamnya gelisah. "Apa benar dia ada masalah dengan keluarganya sehingga ia tak mau menerima telpon dariku?" pikir Ramdan. Ramdan mencoba mengingat apakah dirinya berbuat salah? tetapi rasanya tidak ada. Terakhir bertemu mereka baik-baik saja. Akira juga terlihat bahagia, ia bahkan dengan antusias menanyakan kapan akan menghubungi orang tuanya. "Tapi kemana gadis itu? lebih baik aku coba hubungi Meta," ucapnya gelisah. Lelaki itu pun mencari kontak Meta sahabat Akira. Lalu beberapa detik kemudian mereka pun terhubu
Part 40. Nyaris Ternoda Waktu sudah menunjukan pukul 23.30. Namun, Ramdan tak kunjung meninggalkan kantor. Sementara Edy yang menyaksikan kesibukan Ramdan dalam hati merasa menang. Karena rencananya telah berhasil untuk membalaskan sakit hatinya. "Rasakan ini balasannya untuk mu bos. Dan sebentar lagi, kamu akan kehilangan gadis yang kamu impikan itu. Karena dia akan jadi milikku," gumam Edy sambil tersenyum dengan penuh kemenangan. Rupanya, ekspresi wajah Edy menjadi perhatian Bimo yang saat itu hendak berpamitan pulang. Lantas pria jangkung itu pun menegurnya. "Mas-mas, kenapa senyum-senyum sendiri? Nggak baik lho, udah malam," sapa Bimo sembari pamit pulang lebih dulu. "Husss .
Tiga kali pukulan keras yang dilayangkan Ramdan di kepala, seketika membuat pria itu ambruk ke lantai. Lantas, Ramdan membuka jaket yang dikenakannya untuk menutupi tubuh gadis yang dicintainya itu. Ditariknya sebuah selimut dari dalam lemari, agar tak ada satupun aurat gadis itu yang terlihat. Setelah itu, digendongnya Akira keluar dari kamar menuju mobil ambulan. "Semua sudah berakhir Akira. Sekarang kamu bisa istirahat dengan tenang," ucap Ramdan menatap Akira yang kini meringkuk di dalam ambulance. Tatapannya terlihat kosong. Tak ada suara yang keluar dari bibirnya yang pucat. Sesekali matanya berkaca-kaca hingga perlahan mengeluarkan air mata dalam diam. Ramdan yang menyaksikan hal itu merasa iba dan sakit menusuk di hatinya saat melihat gadis itu. Ia tak bisa me
Part42. Akira Dirawat Mendengar kabar bahwa Sari dan Akrom akan datang menemui, seketika itu juga Akira terkejut . Bagaimana tidak, gadis itu belum pernah sekalipun menceritakan soal perjodohan yang direncanakan orang tuanya kepada Ramdan.Ia khawatir terjadi salah paham antara keduanya. Ia bahkan belum sempat menyampaikan hal itu kepada Ibu dan Akrom. "Apa? Kak Sari dan akan Akrom datang!" teriak Akira. "Lho dari mana mereka bisa tahu? Mbak yang cerita yah?" tanyanya. "Yah mau bagaimana lagi. Habisnya kak Sari tidak bisa menghubungi nomor kamu. Jadi dia telepon aku, lalu aku jelaskan musibah yang menimpamu. Katanya dia mau datang kesini," tutur Meta. "Sama Akrom?" tanya Akira memastikan. "Iya,
Part46. Harus Jujur Meski Ramdan sudah menyiapkan rumah baru untuk Akira, namun gadis itu tetap saja memilih untuk tinggal di kos. Alasannya, karena permintaan untuk pindah itu terlalu mendadak. Sementara, dirinya juga belum berpamitan dengan Romlah yang bukan hanya dianggapnya sebagai ibu kos saja, tapi sudah seperti orang tuanya juga. "Mungkin saya belum bisa tinggal di rumah yang sudah bapak siapkan," ucap Akira disela-sela perjalanan pulang usai acara kejutan yang disiapkaan Ramdan. "Lho kenapa Ra. Kamu tidak suka yah?" tanya Ramdan. "Bukan begitu pak. Saya suka kok. Hanya kesannya tidak elok. Karena hubungan kita belum resmi secara agama dan hukum. Jadi untuk menghindari fitnah, sebaiknya saya tinggal di kos saja dulu," jelasnya. &
Part 43. Pemulihan Trauma Tiba di rumah sakit, Ramdan berjalan menyusuri lorong yang masih sepi menuju ruangan VIP Anyelir 05, tempat Akira dirawat. Ia sendiri yang memilihkan ruangan elite itu, dengan tujuan agar Akira dapat pulih dengan cepat. Sebelum ke ruangan, pria itu menyempatkan diri untuk mampir ke kantin rumah sakit. Ia berniat untuk membelikan camilan kesukaan Akira. "Hmmm ... tadi Akira minta dibelikan apa, yah?" gumam Ramdan sambil melihat-lihat isi rak. "Ah ini dia, kripik kentang," pikir Ramdan. Namun saat hendak mengambil makanan tersebut, ada pria lain yang lebih dulu mengambilnya. Kebetulan, stok kripik kentang tersebut sisa satu. "Eh maaf, Mas nya mau ambil kripik kentang itu yah?" tanya Ramdan.
Part 44. Dusta Sesaat setelah Ramdan keluar dari ruangan Akira. Meta pun mulai menanyakan kondisi Akira. Gadis itu perlahan menceritakan kejadian awal dirinya dijebak dan akhirnya bisa ditemukan oleh anggota kepolisian bersama Ramdan. "Oh jadi kamu menerima pesan dari kolom warga lalu mencari alamat itu sendirian?" tanya Meta. "Betul, Mbak. Biasanya kan memang seperti itu. Ini hanya kebetulan orang itu berniat menjebak, makanya kena," sahut Akira pelan. Sari dan Akrom hanya mendengar penuturan kedua wanita itu. "Itulah resiko menjadi wartawan ya, Ra. Apa sebaiknya kamu berhenti saja dari pekerjaan ini?" ucap Akrom sambil menatap Akira serius. Akira dan Meta saling menatap. Menyadari permintaan Akrom yang te
Part 45. Kejutan Untuk Akira Setelah dinyatakan pulih 100 persen, Akira kini diperbolehkan oleh dokter untuk pulang. Lantas hal itu menjadi kabar gembira buat Ramdan. Pria itu langsung mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pesta kejutan untuk Akira. "Alhamdulillah hari ini Akira pulang. Aku harus memberi kejutan yang manis buatnya," batin Ramdan. Pria itu lantas menghubungi Meta dan Bimo, dua sahabat karib Akira untuk membuat pesta kejutan. Dalam pesta kejutan itu, Ramdan juga berencana untuk memberikan hadiah spesial untuk Akira. "Halo Meta, Akira sudah diperbolehkan pulang, tolong rencana kita kemarin segera jalankan yah. Kamu hubungi Bimo dan anak-anak lain. Ingat, ini acara spesial jangan ada masalah sekecil apapun," pinta Ramdan.