Share

67. Jurus Petir Selendang Merah

Suara burung berkicauan memecah keheningan antara Mbok Berek dan lelaki pengelana asing yang ditemuinya. Wanita tua itu bingung mencari alasan tepat.

"Anu Tuan, em …." Mbok Berek mulai bersuara. "Saya kehilangan rombongan, kami pedagang dari kampung seberang, Tuan," jawab Mbok Berek.

"Hutan ini sangat berbahaya, Mbok. Bagaimana kalian bisa berjalan melewati tempat ini?"

"Yah, mau bagaimana lagi, tidak ada jalan lain, bukan? Dan untuk masuk ke kawasan desa tetangga lewat pintu masuk, pasti para prajurit penjaga akan mengambil pajak dari kami. Padahal dagangan kami belum tentu laku." Mbok Berek mengurut dada sedih luar biasa, bukan bohongan, dia memang sedih mengingat ketidakadilan yang pernah terjadi.

"Mbok, tabahkan hati Simbok, doakan saja yang terbaik untuk Kerjaan Baskara," kata pendekar itu. "Saya tidak bisa menghantar lagi, karena kita sudah berbeda arah. Dari arah sini Mbok lurus saja, jangan pernah menoleh ke belakang, ingat itu!" Dia memperingatkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Rengganis mulai menguasai jurus petir selendang merah.... Kira kira kapan Rengganis akan melakukan pembalssan pada Raja Abra?
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Siapa sebenarnya pendekar yg menollong Mbok Berek?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status