Share

Warisan Kedua Mavendra

“Nona Isvara…tidak…”

Raksha merintih sambil menahan tangisnya. Air matanya tidak terbendung lagi sehingga tumpah menetesi wajah pucat Isvara.

Isvara bisa merasakan hangatnya air mata Raksha walau tubuhnya semakin dingin. Napasnya yang lambat laun kian memendek dan darah yang terus menerus keluar dari perut dan dadanya semakin mempercepat ajalnya.

“Kenapa…? Kau adalah pemenangnya, Raksha. Jangan sampai….aku basah kuyup begini….karena air matamu….” ujar Isvara lemah.

“Sa-saya tidak tahu kalau saya harus turut senang atas kemenangan ini atau tidak, nona….kehilangan guru saya adalah kesedihan yang nyata. Apalagi saya gagal melindungi keluarga guru….”

“Dasar bodoh….” Isvara mengangkat telapak tangan kanannya yang sakitnya bukan main lalu menempelkannya itu di wajah Raksha hanya untuk mengusap air mata di pipi Raksha. Namun darah Isvara malah berlumuran memenuhi pipi Raksha sekarang.

“Bagi Mavendra….nyawa ini tidaklah penting… Kita sebagai pendekar Dunia Arwah….akan tetap hidup di dua alam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status