Share

41. Rencana melamar

Arga memandang Nadira. Rasa senang dan bahagia begitu sangat sempurna dirasakannya. Diusapnya pipi Nadira dan di tatapannya mata Nadira yang sudah sembab karena terlalu banyak menangis. "Katanya mau pulang?"

Nadira menganggukan kepalanya. Saat ini kasur tipis yang menjadi alas tidurnya begitu sangat di rindukannya. 

Nadira ingin menenangkan pikirannya sejenak. 

"Ayo kita pulang." Arga berkata dengan memegang tangan Nadira. 

"Iya tuan," jawab Nadira.

"Aku ini ayah dari anak yang kamu kandung, Kenapa masih panggil tuan?" Arga tersenyum tipis dengan menyelipkan jarinya di dagu Nadira.

Nadira hanya diam, ia bingung harus memanggil pria itu apa. Jantungnya berdegup dengan sangat hebatnya ketika pria itu menatap wajahnya.

"PR untuk kamu, cari panggilan yang keren untuk aku. Nanti bila kita sudah menikah panggil aku dengan panggil

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status