Share

8. Saatnya Pembalasan

Bab 8

      "Ya Tuhan, kenapa aku selalu mencium bau-bau seperti ini sekarang,sungguh sangat mengganggu .ini pasti ulah wanita itu,kenapa bahkan di hari libur aku tidak bisa tenang" ucap David mengusap mukanya dengan kasar.

      "Aku harus memberinya pelajaran karna berani mengganggu ketenangan seorang David Edward." David melangkah kedapur dengan wajah kurang bersahabat.

Ia memandang Anesia yang sedang serius dengan urusan masakannya, 'nah kan, dia lagi.'

"Hey wanita ceroboh, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau tahu bau masakanmu itu sungguh menggangguku, berhentilah membuatku marah dengan segala tingkah lakumu itu." Anesia yang mendengar suara tersebut langsung menengok dan menegang. Tetapi rasa tegang dan takutnya itu buru'buru ia singkirkan. 

'Jangan takut Anesia, dia hanyalah manusia yang sama sepertimu, kau harus bisa mengalahkan rasa takutmu darinya, atau dia akan terus mengintimidasimu.'

"Please, jangan memanggilku seperti itu, namaku bukan wanita ceroboh, namaku Anesia, you understand. Dan apa yang kau katakan aku membuatmu marah? Sejak kapan, aku hanya memasak dan ini wangi bukan busuk, jadi mungkin hidung kamu sedikit bermasalah. Apa perlu aku memberitahu Alice untuk memanggil dokter."

"Ohh, mulai berani kamu yah, apa kamu tidak ingat apa yang pernah aku perbuat padamu?"

"Sorry, ralat yah ucapan kamu itu, aku bukan mulai  berani, tapi emang berani dan nggak takut sama sekali sama kamu, dan jangan berani berani mengancamku, atau aku akan memberitahukan kepada Granma dan Alice."

"Ohh, gitu yah. Baiklah, kita bakalan lihat seberapa tahan loh tinggal dirumah ini."

David meninggalkan Anesia dengan amarah yang tertahan.

~~

"Wow, kak An masak apa lagi sekarang? Wangi banget."

"Ini, aku masak capcai, semoga kalian suka yah."

"Aku pasti suka kak, ini kan buatan kak An, aku jamin rasanya pasti enak."

"Pintar banget yah mujinya." 

"Ia lah, kak David yang ngajarin. Oke, aku cicipin yah." Alice langsung mengeluarkan ekspresi kaget, yang membuat Anesia sedikit takut.

"Hhhmmmmm, ini enak banget kak, bahkan ini makanan terenak yang pernah aku makan, sumpah deh. Aku, makan dulu yah, jangan ngajak bicara dulu. Soalnya aku mau menikmati setiap rasa dimulut ."

"Ihh, lebay deh, kirain kenapa, untung deh kalau kamu suka."

Setelah selesai makan Alice hanya bisa terduduk sedangkan Anesia pergi untuk memanggil Granma yang sedari tadi belum makan.

"Kak David, Kak David."

"Ia, kenapa."

"Sini dulu,kemeja makan nggak lama"

David telah berada tepat dihadapan Alice.

"Kenapa, kenapa manggil kakak?"

"Ini rasain dulu, buku mulut kakak aaaa."

"Ini kan masakan wanita ceroboh itu, kakak nggak mau."

"Ihh, kakak kok gitu, dikit aja yah, kalau nggak aku ngambek nihh."

"Hmm, kebiasaan, oke. Dikit aja yah." David menerima suapan Alice dengan terpaksa.

'Wahh rasanya kok enak gini yah'

"Enak kan kak."

"Biasa aja."

"Masa sih, aku aja pengen nambah terus, tapi perut  udah nggak muat. Jadi kakak mau atau enggak?"

"Sini kakak makan aja, kalau kamu maksa."

Anesia yang datang bersama Granma merasa bingung melihat David yang tampak menikmati masakan buatannya.

"Eehhmm."

David yang mendengar suara itu tiba tiba tersadar dengan apa yang dilakukannya.

'Astaga apa yang telah aku lakukan, kenapa aku sangat menikmatinya, dan melupakan bahwa ini adalah masakan gadis ceroboh itu.'

"Ehmmm, aku, aku tidak menyukainya,  hanya saja Alice terus saja memaksaku, jadi... ini hanya terpaksa."

"Apa yang kau katakan nak, memangnya kenapa kalau kau memakannya. Itukan memang di buatkan Anesia khusus untuk kita."

"Emhh,Granma aku pergi dulu."

Alice dan Anesia yang melihatnya hanya menahan tawa mereka.

"Apa yang kau lakukan Alice, kenapa kau mengerjainya, apa kau tak lihat wajahnya tadi memerah karna malu."

"Hahaha, aku memang berniat mengerjainya, aku akan membantu kak An membalaskan dendam kakaak padanya."

"Nak, jangan keterlaluan, nanti kakakmu bisa marah padamu."

"Granma, Granma tak perlu khawatir, kak David itu sangat menyayangiku, jadi dia nggak akan bisa marah padaku. Granma rasain deh capcai buatan kak An, enak banget kan?"Alice langsung menyuapi Granmanya.

"Eemmm, ia yah enak banget, pantas aja David sangat lahap memakannya tadi."

~~

"Ahhh, wanita itu, bagaimana aku menyingkirkannya, kenapa mereka malah mengerjaiku dan kenapa masakannya bisa seenak itu."

"Tunggu saja malam ini, kau akan mendapatkan pembalasan dariku."

Malam telah tiba

David bergegas untuk melaksanakan balas dendamnya, dengan mencoba menakuti Anesia, karna itu adalah kelemahan Anesia yang ia ketahui.

Saat ia memasuki kamar Alice dan Anesia ia langsung terpeleset oleh bedak tabur yang berhamburan di lantai.

"Shiittt, kenapa bedak ini bisa terhambur disini." Wajah dan pakaian david sudah dipenuhi bedak tabur dimana ia terpeleset.

"Mereka pikir mereka bisa mengerjaiku." David kembali melangkah mendekati ranjang untuk mengerjai Anesia.

Tetapi saat ia mendekat ia kembali dibuat terkejut.

"Hihihihihi." David kaget dan langsung mundur kebelakang hingga mengenai lampu dan membuat keributan

"Huu, ternyata hanya alarm Alice saja."

Tiba tiba alice dan Anesia langsung memukul david menggunakan guling mereka. Sampai david menyalakan lampu barulah mereka berhenti memukuli.

"Kak David? Kakak ngapain disini? kami mengira kakak adalah hantu?"

"Hantu? Setampan ini kalian sebut hantu, dasar kalian tidak waras. Emmm kakak hanya mau.. emm, mengecek kamu aja. Ia, nggak ngapangapain kok. Kalau gitu kamu lanjut tidur aja yah, kaka juga udah ngantuk."

Setelah David pergi, Alice dan Anesia bertos ria dan tertawa terbahak bahak, "rencana kita berhasil kak."

"Ia, hahhaha."

*Flash back*

"Kak An, aku rasa kak David akan ngebales kakak deh, karna tadi dia sudah merasa malu karna perbuatan kita," ucap Alice berbaring di tempat tidurnya sambil menikmati cemilan.

"Masa sih?"

"Ia, aku rasa, dia akan ngebales kakak deh. tunggu, apa dia tau kelemahan kakak?"

"Emmm, nggak sih cuman dia hanya tahu kakak penakut, karna pernah menyangka dia hantu."

"Ahhh, kalau gitu pasti dia akan ngebales kakak malam ini. Kita harus susun rencana."

"Gimana."

"Nanti dia pasti akan memasuki kamar kita jadi kita..."

"... Setelah itu kita memukulnya dan berhasil." Alice menjelaskan rencana mereka dengan sangat semangat.

"Waww, keren deh kamu".

" ia dong, toss."

"Toss."

*Flashback off*

"Rencana kamu memang keren." Puji Anesia.

*****

Keesokan harinya mereka kembali mengerjai David tetapi tidak berhasil, karna David sudah lebih waspada kepada mereka berdua.

Namun mereka tidak kehabisan ide, mereka akan mempergunakan Granma sebagai senjata utama mereka.

Dan mereka akan menunggu David setelah pulang dari kerjaannya.

Untuk berperang, dan membalaskan dendam Anesia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status