Share

Bab 23. Berangkat ke Desa Karangkitri

Kabut di masa hemanta memang sangat tebal. Udara dingin begitu kuat menggigit tulang. Namun, tekad dan kemauan Dewi Rukmini mengalahkan segala rintangan yang ada. Dinginnya cuaca tidak akan mampu membekukan niatnya.

"Gusti Ratu! Jangan melaju terlalu kencang. Kabut masih sangat tebal. Menganggu jarak pandang kita. Berbahaya!" seru Bejo, berteriak memanggil Dewi Rukmini yang melaju kencang di atas kuda putih bernama Jalu.

Perlahan Dewi Rukmini melemaskan helaan tali kekang Si Jalu. Membuat kuda itu lantas memperlambat derapnya hingga akhirnya berhenti. Dewi Rukmini menunggu Bejo, Kalong, dan Bik Nara di bawah sebuah pohon beringin besar.

"Punten dalem sewu, Gusti Ratu. Jangan terlalu kencang melaju. Karena setelah padang ilalang ini, kita hsrus melewati areal perbukitan yang berkelok-kelok. Sementara jarak pandang kita terbatas. Kuatir nanti justru terperosok dalam jurang," ujar Bejo sambil mengeluarkan air minum yang dia gantungkan di sisi kanan kudanya.

"Terima kasih, Kakang Bejo, s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status