Share

Part 38 Biarkan Mereka Bicara 1

Marisa kaget saat dipanggil dan ditawari pulang bareng. Pak Kyai yang duduk di samping sopir melambaikan tangannya. "Ayo!"

Sepersekian detik, pikiran Marisa berpikir cepat. Dilema. Mesti diterima atau di tolak. Kalau diterima, dia merasa canggung karena ada Bu Haji dan Hafsah yang diam saja. Meski terlihat tak apa-apa, tapi Marisa yakin semua belum baik-baik saja. Walaupun tak terlihat, ada tirai tipis yang terbentang di antara mereka. Namun jika ditolak, sungguh tak enak hati juga.

Akhirnya Marisa berdiri menghampiri mobil. Tersenyum dan mengangguk pada Bu Haji dan Hafsah, kemudian menangkupkan tangan pada Pak Kyai. "Maaf, Pak. Terima kasih banyak, tapi saya nggak bisa ikut. Maaf, banget!" sesal Marisa. Sungguh tak enak hati menolak tawaran laki-laki baik itu.

"Kamu dijemput?" tanya Bu Haji.

Bohong kalau Marisa bilang iya, karena Aksara memang tidak bisa menjemput sore itu. Tapi dia kesulitan mencari alasan. Marisa hanya bisa tersenyum.

"Beneran kamu dijemput?" tanya Pak Kyai.

Mari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
aneh bgt hafsah ne wanita munafik pantes gk dpt2 jodoh biar smpi perawan tua . marisa bgsnya tuk smntra jgn tgl situ dlu napa sma aksara nth nyewa apartemen sakit ati aku marisa dibanding2kan klo aku jadi marisa hmm gk mau tgl dlingkungan itu, n gk mau trlalu mikir prsaan hafsah gila itu
goodnovel comment avatar
Patia Al Adawiyah
terkadang orang yg ngerti agama dan bergelar ustadzah emang kayak gt kadang lebih julid malah dia gak sadar kalau urusan hati dan perasaan gak bisa dipaksa mau Lo lebi cape dan segalanya tapi gak bisa buat aksara kepicut Hafsah sadar woy aksara lebih milih Marisa yg mungil dan elegan di mata aksara
goodnovel comment avatar
Heni Hendrayani
s hafsah ngerti agama tp egois membiarkan orang orang menghina Marisa pdhl dia tau marisa tdk salah sama dia dia aja yg kegeeran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status