Share

Bab 31

Kami semua bangkit dari kursi makan saat mendengar suara ribut-ribut di depan.

"Kamu belum makan, Mas? Ya urus aja sendiri perutmu itu, aku juga udah males sama kamu," sengit Mbak Kania.

"Kaniaaa."

Plakk. Tamparan keras mendarat di pipi Mbak Kania.

Sontak Mbak Kania memegangi pipinya yang memerah.

"Berani kamu, Mas?"

"Berhentiiiii!" Ayah teriak.

"Pergi kalian dari sini, siang-siang bikin ricuh di rumah orang."

Tanpa bicara lagi Mas Haris menarik paksa istrinya pergi.

***

Sebulan berlalu.

[Mbak Kania keluar]

Kulihat tulisan notifikasi di grup keluarga.

"Kenapa nih si ular keluar grup?" Aku bertanya sendiri.

Ranti yang mendengar langsung menyahut, "tahu deh penggemarmu masa gak tahu haha."

"Isshh."

Baru saja kutekan nomor Suci, anak itu sudah memanggil lebih dulu.

"Hallo."

"Kak Ridho, kirim uang buat ibu," kecutnya tanpa basa-basi.

"Uang buat apa? Kakak 'kan udah kirim minggu kemarin Suci."

"Kurang, sekarang anggota rumah makin banyak, biaya makan juga makin gede," jawab Suci tak acuh.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status