Share

Sebuah Pengakuan yang Melukai Perasaan

Sudah menunggu lama, Rahman masih belum mengatakan apa-apa. Ingin rasanya Aisyah protes tapi dia takut akan berimbas ke janinnya. Dengan senyum yang sedikit dipaksakan, Aisyah tetap melayani Rahman. Makan malam dihidangkan seperti biasa.

            Mbok Darsih berbisik ke telinga Aisyah. Saat Rahman menuruni anak tangga dan menuju ke dapur, sikap Mbok Darsih pun berubah seperti biasa. Sementara Aisyah masih belum berkata apa pun.

            “Sayang, wahhhh enak banget nih wangi masakannya.” Rahman mencoba untuk menghibur Aisyah.

            “Makan dulu Mas…”

            “Terima kasih, sayang… Mbok.” Rahman memanggil Mbok Darsih.

            Wanita paruh baya itu pun langs

Anung DLizta

Dear pembaca budiman, jangan lupa komen, like, dan votenya yah. Terima kasih.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status