Share

Kabar

Tidak ada canda tawa. Karena memang sebelumnya juga tidak ada canda tawa yang mengisi ruangan. Namun seperti biasa menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, Aisyah menyiapkan baju bekerja dan sarapan Rahman. Meski hatinya tidak ingin berbicara.

Sedangkan Rahman pun sangat dingin dan kaku. Untuk melihat wajah Aisyah saja saat ini dia kesulitan. Kerap kali Aisyah memalingkan wajahnya jika Rahman ingin mendekat. Bahkan tidak ada semangat lagi untuk bekerja dengan Rahman.

Tiba-tiba terdengar bunyi handphone Rahman. Aisyah pun acuh dan memilih meninggalkan kamar setelah meletakkan hanger ke posisi semula.

Rahman melihat siapa yang menelepon, ternyata orang kantor. Untuk sementara memang Rahman meminta bantuan Lisa sang receptionist untuk membantu urusan lainnya termasuk jadwal jika ada meeting.

“Hallo.”

“Selamat pagi Pak, sudah ditunggu Pak Johan di kantor.”

“Baiklah, katakana padanya aku segera sampai.”

“Baik Pak.”

Setel

Anung DLizta

Dear pembaca budiman, jangan lupa like, koment, dan votenya yah.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status