Share

61. Lembaran Baru

Aku buka lembaran baru. Bukan karena kalah oleh godaan orang ke tiga. Tapi, karena yang kuperjuangkan hanyalah sampah.

Sesuatu yang menjijikkan tak mungkin aku pungut ulang. Biarlah ia membusuk bersama dengan sampah yang ia simpan.

Benar kata Anggi. Sebelum semuanya terlambat. Aku harus segera mengakhiri.

Secepatnya.

***

"Dek, tolong, Dek. Tinggallah di sini dulu. Maafin Mas, Dek."

"Mas nggak mau pisah sama kamu. Mas sayang banget sama kamu dan Kia."

Terus saja Mas Bram merayu. Menyebut Kia agar iba itu datang lagi padaku.

"Sudahlah, Mas. Jangan semakin banyak berakting. Aku sudah muak. Enak bener kamu selingkuh sampai lupa sama aku dan Kia. Trus, giliran mau pergi. Sekarang anakmu kau bawa-bawa!"

"Bukan begitu, Dek. Mas khilaf waktu itu. Tolong, mengertilah."

"Khilaf? Kamu bahkan sudah bersumpah atas nama Allah tidak melakukan perbuatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status