Share

62. Ternyata Licik

"Kamu boleh bangga dengan kehidupanmu, Mas. Tapi, kamu lupa. Bahwa semuanya adalah titipan. Allah tak pernah tidur. Orang zalim sepertimu, tinggal menunggu waktunya untuk tersungkur."

***

Keluar dari mobil online. Sambil menggendong Kia dalam dekapan. Inamah berjalan ke luar. Melangkahkan kaki menuju taman edukasi. Di depannya, tampak jalanan berpaving dengan pohon besar di sisi kiri dan kanan. Meneduhkan.

Hati Inamah gusar. Ia bingung harus pergi ke mana.  Tak ada sanak saudara yang bisa dihubungi. Mau ke tempat Umi Safa, ia malu sekali.

Sementara, diam saja di rumah Bram dan menerima segala pengkhianatan suaminya. Bukanlah solusi yang tepat. Ia jijik juga muak. Pada semuanya.

Inamah berhenti saat Kia menggeliat dalam dekapan. Dipandanginya bayi mungil itu. Tergelincir sudah setitik air yang telah Inamah tahan sejak tadi. Tak menyangka dengan nasib yang dialaminya.

Lebih-lebih pada Kia. Perceraia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status